Liputan6.com, Jakarta - Kerja nyata mulai ditunjukkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia.
Meski muncul anggapan bahwa apa yang dilakukannya ini dapat menganggu hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara kapal tersebut berasal, namun Susi mengaku tidak gentar.
Pasalnya, kapal-kapal yang ditenggelamkan tersebut telah terbukti melakukan pencurian dan beroperasi atas nama perorangan atau perusahaan tertentu, bukan atas nama negara.
"Hubungan bilateral kita tidak masalah, mereka tidak mewakili negara, mereka pencuri pergi kemana-mana, ambil semau mereka," ujarnya di Gedung Cyber 2, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2014).
Dia menjelaskan, akibat aksi pencurian ini, setidaknya Indonesia mengalami kerugian mencapai Rp 25 miliar per tahun. Hal ini lantaran hasil tangkapan ikan yang dilakukan kapal pencuri tersebut terbilang tidak sedikit.
"Kerugian Indonesia paling tidak Rp 25 miliar per tahun. Satu kapal paling tidak melaut selama 8 bulan, hasilnya bia mencapai 600 ton-800 ton. Kalau ikan tongkol harganya US$ 1 atau Rp 12 ribu, itu sudah Rp 6 miliar," lanjutnya.
Menurut Susi, tindak pencurian ikan ini sudah tidak bisa lagi biarkan. Dan sanksi berupa penenggelaman kapal juga dianggap jalan yang terbaik untuk memberikan efek jera.
"Ini tidak bisa ditolerir lagi. Ini hal yang biasa, negara lain juga lakukan itu, bukan cuma kita saja," tandasnya. (Dny/Ndw)
Tenggelamkan Kapal Asing, Susi Tak Takut Rusak Hubungan Bilateral
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti telah menenggelamkan kapal-kapal asing yang melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.
Advertisement