Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan Indonesia berkali-kali mempunyai kesempatan menjadi negara maju dengan kekayaan sumber daya alam. Sayangnya sumber daya alam itu tak dikelola dengan baik, sehingga peluang tersebut harus pupus.
"Kita berkali-kali punya kesempatan untuk jadi negara maju, tapi pada akhirnya kemajuan itu menyebabkan dampak negatif," ujar dia saat di acara Rapimnas Kadin Indonesia, Jakarta, Senin (8/12/2014).
Lebih jauh JK menyatakan, di era 1960 sampai 1980-an, Indonesia tersohor dengan komoditas kayu di mana seluruh pengusaha hebat mengantongi izin penebangan kayu.
Baca Juga
"Tapi apa yang terjadi, jutaan pohon kita tebang. Akibatnya sekarang ini banjir. Kita meninggalkan dosa yang besar," ujarnya.
Kata dia, sekarang ini era komoditas tambang. Pengusaha mengeruk hasil pertambangan di seluruh lokasi kaya tambang. Hasilnya, JK bilang, lingkungan di Indonesia kini rusak dan habis.
"Makanya harus dengan proses, tak ada lagi hanya diambil sumber daya alam. Begitupula dengan sektor kemaritiman, ikan kita diambili tapi kita impor ikan. Makanya kita harus tegas, tak ada kata mundur menghadapi persoalan ini," tegasnya.
Pengusaha, lanjut dia, selalu memandang keberhasilan ekspor Indonesia dilihat dari sudut tertentu, seperti banyaknya antrean kapal di pelabuhan. Sementara pemerintah melihatnya dalam hal jumlah devisa yang masuk dari ekspor.
"Kadang kapal antre, tapi nggak ada devisa yang masuk. Devisanya malah masuk ke Hong Kong, Singapura dan sebagainya. Makanya harus ada kebijakan yang tepat, sehingga berefek besar bagi Indonesia," pungkas JK. (Fik/Ndw)
Advertisement