Liputan6.com, Jakarta - Tiap usaha jasa dinilai dapat keuntungan bila tarifnya murah dan penggunanya banyak. Oleh karena itu, Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto meminta penurunan tarif pelabuhan, demi penurunan ongkos pelayaran.
"Kami ingin dapat insentif, misalnya tarif-tarif di pelabuhan itu dikurangi atau misalnya kapal kontainer saat kembali ke barat dengan kontainer yang kosong diberikan tarif yang lebih murah atau diskon tarif pelabuhan. Biasanya kami bayar 75% dari tarif biasa. sekarang kita minta supaya 10%," terang Carmelita di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Carmelita juga berharap agar BBM juga tak dikenakan pajak pertambahan nilai. Langkah yang dilakukan INSA, lanjut Carmelita, untuk menekan biaya logistik transportasi laut adalah dengan menjalin join slot antar perusahaan pelayaran.
"Ada joint slot Belawan-Makasar-Sorong-Bitung itu semua yang tadinya dijalankan 1-2 perusahaan saja, sekarang banyak perusahaan pelayaran yang menjalankan tol laut tadi," terangnya.
Selain itu, Carmelita mengatakan pula kapal yang digunakan 1.000-1.500 Teus. Angka tersebut memang masih belum bisa memenuhi permintaan Presiden Jokowi untuk menggunakan 3 ribu teus.
"Karena terus terang, portnya juga belum siap. jumlah barang yang ada di timur juga belum banyak. Jadi kami gunakan kapal yang 1.000-1.500 teus, tapi pada saat kembali itu kosong. sekarang kami upaya ada join slot antar perusahaan pelayaran supaya kita punya cukup kargo untuk kembali," tandas Carmelita. (Silvanus A/Ahm)
Pengusaha Minta Tarif Pelabuhan Turun Jadi 10%
Pengusaha meminta insentif seperti penurunan tarif pelabuhan dari 75 persen menjadi 10 persen untuk menurunkan ongkos pelayaran.
Advertisement