Liputan6.com, Jakarta - Maraknya guna rafinasi yang dikenal lebih murah di pasaran membuat gula tebu kurang diminati konsumen. Direktur PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro menegaskan, pemerintah harus konsiseten untuk melarang gula rafinasi menyerbu pasar gula konsumen dan rumah tangga.
Tak hanya itu, pemerintah juga harus segera mengetatkan aturan terkait larangan tersebut agar tidak mengalami kegagalan seperti pemerintahan sebelumnya.
Baca Juga
"Sudah 10 tahun SBY mencanangkan swasembada gula, gagalnya ya itu, karena oknum pejabat yang memburu rente dari impor gula rafinasi," di Jakarta, Rabu (10/12/2014).
Advertisement
Dia menekankan, jika pemerintah tidak konsisten memberantas oknum pejabat negara yang memburu rente, program swasembada pangan Jokowi-JK dalam 3-4 tahun ke depan mustahil dapat terwujud. Tak hanya itu, ksi pengetatan aturan gula rafinasi akan percuma selama para pejabat negara rakus masih memburu rente dari impor gula rafinasi.
Menurutnya, percuma memproduksi gula tebu dengan rendemen baik jika tidak bisa dijual di pasar.
"Kalau masih ada pejabat negara yang menjadi kartel impor pangan, ya jelas akan mengancam program tersebut," pungkasnya.
Sepanjang tahun ini saja pemerintah menanggung kerugian hingga Rp 2,5 triliun lantaran serbuan gula rafinasi membuat produknya tertimbun di gudang dan tak bisa dijual ke pasar.