Liputan6.com, Jakarta - Konsumsi minyak Indonesia pada 2025 akan meningkat cukup tinggi. Namun sayangnya, peningkatan konsumsi tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi. Dalam hitungan pengusaha minyak, selisih antara konsumsi dan produksi minyak di Indonesia mencapai 2,5 juta barel per hari.
"Jika produksi tak meningkat signifikan, di 2025 gap di tanah Air mencapai 2,5 juta barel oil per day," Jelas Board of Director Indonesia Petroleum Association (IPA), Lukman Mahfoedz, dalam sebuah diskusi di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Lukman melanjutkan, untuk mengurangi selisih tersebut, Indonesia harus terus menggenjot kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi sebanyak tiga kali lipat dari saat ini. "Perhitungan IPA dengan peningkatan tersebut bisa mengurangi gap 50 persennya," tuturnya.
Namun, kemungkinan hal tersebut sulit terjadi. Pasalnya, berdasarkan data yang dimiliki oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dari seluruh izin eksplorasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, sampai November kemarin baru sebesar 50 persen kegiatan eksplorasi yang dikerjakan.
Oleh karena itu, untuk bisa keluar dari permasalahan tersebut, IPA mengusulkan, agar Pemerintah fokus pada peningkatan produksi, penemuan cadangan migas baru, penyederhanaan birokrasi dan perizinan serta pembenahan regulasi.
Seperti diketahui, saat ini produksi minyak Indonesia sekitar 800 ribu barel per hari (bph) sedangkan konsumsinya, hampir dua kalilipat yaitu 1,5 juta bph. (Pew/Gdn)
RI Defisit Minyak 2,5 Juta Barel per Hari di 2025
Untuk mengurangi selisih tersebut, Indonesia harus menggenjot kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi sebanyak tiga kali lipat.
Advertisement