Liputan6.com, Jakarta - CEO General Electrics, Handry Satriago mengatakan, rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik jangan sekadar janji manis pemerintah tapi butuh realisasi.
"Ya, kami butuh eksekusi ya. artinya begini, planingnya government dari dulu bagus ya. Selalu sudah ada dari pemerintahan sebelumnya. Pemerintahan sekarang juga punya rencana yang menurut saya bagus sekali ya," terang Handry di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Ia mengatakan, wacana pemerintah membangun pembangkit 35 giga watt, kemudian 15 ribu km jalan, kereta api dan sebagainya, perlu direalisasikan. "Yang kami perlukan sekarang ini, dunia internasional perlu melihat eksekusinya dari apa yang dikatakan dengan yang direalisasikan itu yang kami bilang say do ratio," imbuhnya.
"Kalau say do rasionya tinggi di atas 60 persen atau 70 persen itu confidence investor akan tinggi. Tapi sekarang saya nggak tahu," tambah Handry.
Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla mengatakan, pemerintahan masa kini akan mengedepankan tren pembangunan infrastruktur. Untuk itu, pemerintah akan menyediakan anggaran 2 kali lipat dibanding pemerintahan SBY-Boediono.
"Ini anggaran konstruksi lebih baik dan lebih tinggi dari sebelumnya. Sebelumnya di atas Rp 150-200 triliun, kami harap jadi Rp 300-400 triliun. Itu anggaran kita mau capai 20-25 persen dari APBN, dulu cuma 10 persen. Itu yang mau capai agar ada kontribusi bagi bangsa ini," terang JK pada Selasa 9 Desember 2014. (Silvanus A/Ahm)
Program Pemerintah Jangan Sekadar Janji Manis
CEO General Electrics, Handry Satriago mengingatkan kalau investor global juga perlu bukti pemerintah merealisasikan proyek infrastruktur.
Advertisement