Liputan6.com, Serang - Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dianggap akan menggerus posisi tenaga kerja di Provinsi Banten karena kalah keahlian.
"lulusan anak didik dibanding pengembangan teknologi itu tidak sebanding. Penguatan Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) dalam menghadapi MEA harus diperkuat, itu pilihan yang harus dilakukan. Kesenjangan kemampuan pendidikan tidak sebanding dengan kondisi industri, jomplang," kata Hudaya Latukonsina, kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten, Jumat (12/12/2014).
Guna mengantisipasi hal tersebut, Hudaya akan merevitalisasi BLKI milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang berada di Serpong, Tangerang, agar mampu menampung siswa didik lebih banyak dan memiliki teknologi yang lebih modern.
Mesin di BLKI Banten sendiri sudah ketinggalan zaman, karena mesin praktiknya buatan tahun 1993. "Maka akan kami lengkapi dengan mekanika industri, agar sesuai dengan perkembangan zaman," terangnya.
BLKI Banten sendiri kini hanya mampu menampung siswa didik sebanyak 1.000 orang. Dimana kedepannya akan di tambah agar mampu menampung 1.500 peserta didik dengan menambah tujuh jurusan baru yang berkaitan dengan mekatronika. Sehingga total jurusan menjadi 14 kejuruan.
Hudaya pun meminta agar para calon tenaga kerja dan tenaga kerja di Banten lebih mempersiapkan diri untuk bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan semakin ramai berdatangan di Banten pada 2015 mendatang karena semakin terbuka nya pasar bebas dan arus globalisasi.
"Tenaga kerja di Banten mudah-mudahan tidak tergerus, bahkan menjadi tantangan. Kalau mereka merasa tidak tertantang, mereka hanya akan menjadi penonton," tegasnya. (
Tenaga kerja Banten Cuma Jadi Penonton Saat MEA Berlaku
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 di anggap akan menggerus tenaga kerja di Provinsi Banten karena kalah keahlian.
Advertisement