Liputan6.com, Palembang - Memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 mendatang, Indonesia sepertinya harus lebih bersiap menghadapi persaingan dengan negara ASEAN lainnya, terutama dalam produktivitas bahan pangan.
Khusus untuk beras, persaingan Indonesia akan lebih ketat dengan Thailand. Pasalnya, dengan produktivitas beras yang tinggi di negara Gajah Putih ini, harga yang ditawarkan di pasar pun sangat menggiurkan pada MEA mendatang.
"Di Thailand ada 17 Juta ton beras dengan harga Rp 4.000, Indonesia Rp 8.000. Ini yang harus dibentengi. Kalau tidak, ini bisa berbahaya, pada pasar bebas akan kalah bersaing," kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman kepada Liputan6.com, di Palembang, kemarin.
Namun, Amran mempunyai trik untuk membentengi serbuan harga beras yang murah dari negara lain, salah satunya dengan meningkatkan produktivitas beras yang diharapkan bisa menekan angka penjualannya.
Menurutnya, dari potensi lahan pertanian di Indonesia, produksi beras bisa berada di angka 170 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia hanya sekitar 60 juta ton, sehingga 100 juta ton bisa dieksport.
“Yang penting infrastruktur diperkuat pasti bisa, cuma harus bersinergi. Jika irigasi diperkuat selama 3 tahun dan tidak ada pupuk yang terlambat, Indonesia bisa memproduksi 100 juta ton kedepan selama 5-10 tahun,” ujarnya. (Ajeng/Ndw).
Mentan: Beras Thailand Dijual Rp 4.000, Ini Bahaya!
"Di Thailand ada 17 Juta ton beras dengan harga Rp 4.000, Indonesia Rp 8.000," kata Mentan Amran Sulaiman.
Advertisement