Liputan6.com, Kuala Lumpur - Anjloknya harga minyak di pasar Internasional tidak membuat perusahaan minyak dan gas (migas) asal Malaysia Petroliam Nasional Bhd (Petronas) untuk mengencangkan ikat pinggang.
BUMN migas Malaysia ini tidak berniat untuk memangkas belanja modal pada tahun depan. Bahkan, Petronas berniat untuk menggenjot produksi dari blok migas yang dikelolanya di Indonesia.
Country Chairman Petronas Carigali Indonesia Hazli Sham Kassim mengatakan, perseroan membidik produksi migas dari Indonesia sebesar 35 ribu barel setara minyak per hari (boepd) pada tahun depan, atau naik dari tahun ini 31 ribu boepd.
"Pertumbuhan ini akan disumbangkan oleh sumur-sumur baru yang berasal dari Blok Ketapang. Kami telah mengebor sumur lebih banyak dari rencana yaitu sekitar tiga sumur," kata Hazli seperti dilansir dari Star Online, Sabtu (13/12/2014).
Petronas mulai masuk di bisnis hulu migas Indonesia sejak 2000. Saat ini Petronas memiliki hak partisipasi (participating interest) di sembilan blok di Tanah Air meliputi tiga blok produksi, empat blok dalam tahap eksplorasi dan dua blok pada tahap pengembangan.
Dalam pengembangan blok-blok tersebut, Petronas bekerja sama antara lain dengan Pertamina, Exxon Mobil dan Petro China.
Turunnya harga minyak diperkirakan Hazli akan menekan keuntungan yang dikantongi perseroan. Namun sisi positifnya yaitu, turunnya biaya peralatan pengeboran migas.
Baca Juga
Di samping operasi hulu, Petronas juga terlibat dalam bisnis hilir di Indonesia dalam pemasaran dan perdagangan bahan bakar industri dan produk pelumas.
Saat ini, anak perusahaan PT PLI Indonesia, yang berfokus pada produk pelumas, ditargetkan masuk dalam lima pemain utama di Indonesia pada 2020.
"Petronas Chemicals Grup Bhd juga memiliki kantor perwakilan di Indonesia untuk mempromosikan produk-produk petrokimia kami," kata Hazli. (Ndw)
Advertisement