Liputan6.com, New York - Penguatan indeks dolar AS serta anjloknya harga minyak belakangan ini menyebabkan nilai tukar sejumlah mata uang ambruk. Sedikitnya terdapat tiga mata uang yang nilai tukarnya mencatatkan penurunan paling parah.
Mengutip laman CNBC, Senin (15/12/2014), hyrvnia Ukraina merupakan mata uang yang merosot paling parah terhadap dolar AS. Penurunannya tercatat hampir 80 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.
Nilai tukar hyrvnia juga mengalami tekanan lantaran ketegangan yang terjadi antara para pemberontak dan tenaga militer pemerintahan.
Mata uang ruble Rusia, lawan konflik Ukraina dalam perebutan sebuah kawasan, juga tercatat sebagai salah satu mata uang dengan kemerosotan terparah tahun ini. Nilai tukar ruble terkikis hampir 40 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini.
Kemerosotan pasar energi yang kini tengah terjadi dapat menjadi sinyal kehancuran mata uang yang lebih parah. Terlebih lagi Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina bulan lalu memutuskan akan menggantungkan penguatan ruble terhadap harga minyak.
Sejak Juni, harga minyak memang telah anjlok hampir 50 persen. Apalagi OPEC tidak akan memangkas produksinya meski harga minyak terus terpuruk hingga US$ 40 per barel.
Tahun ini, peso Argentina juga merosot hingga ke level terendah sepanjang sejarah yaitu pada 15,95 per dolar AS pada September. Namun peso Argentina akhirnya kembali ke level 8,5525 per dolar AS pada awal pekan ini. (Sis/Gdn)
3 Mata Uang yang Ambruk Terlindas Dolar AS
Penguatan indeks dolar AS serta anjloknya harga minyak belakangan ini menyebabkan nilai tukar sejumlah mata uang ambruk.
Advertisement