Sukses

Pemerintah Beri Izin Perpanjang Kontrak Blok Masela

Blok Masela direncanakan memproduksi gas sebanyak 355 MMSCFD dan kondensat 8.400 barel per hari (bph).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla setuju untuk memberikan izin perpanjangan kontrak untuk Blok Masela, di Laut Arafuru, Maluku. Perusahaan asal Jepang, Inpex Masela Ltd itu telah mengajukan perpanjangan kontrak selama 20 tahun dari sebelumnya berakhir 2028 menjadi 2048.

"Itu kan batasnya mereka operasi tahun 2028, tapi mereka baru mulai tahun 2022. Masa 6 tahun (eksploitasi). Setuju pasti diperpanjang. Ada aturannya. Selama hasilnya baik dan oke," kata Jusuf Kalla, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (15/12/2014).

"Belum kami perpanjang sekarang, kalau sukses. Tidak mungkin proyek miliar Dollar kerja 6 tahun. Otomatis kalau jalan betul dan efisien, siapa pun pastikan dilanjutkan," tuturnya.

Alasan perpanjangan kontrak itu karena Blok Masela diperkirakan baru berproduksi pada 2022 atau 6 tahun sebelum kontrak berakhir pada 2028. Dengan demikian, belum cukup mengembalikan investasi Inpex Masela Ltd sebesar US$ 4 miliar.

Blok Masela terletak di lepas pantai Laut Arafura sekitar 155 kilo meter arah barat daya Kota Saumlaki yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste. Adapun rencana pengembangan (Plan of Development/POD) Masela disetujui pemerintah pada Desember 2010 atau 12 tahun setelah kontrak ditandatangani pada November 1998.

Sesuai POD, Blok Masela direncanakan memproduksi gas sebanyak 355 MMSCFD dan kondensat 8.400 barel per hari (bph). Inpex akan membangun kilang LNG terapung berkapasitas 2,5 juta ton per tahun. Saat ini, hak partisipsi Masela dimiliki Inpex Masela Ltd yang sekaligus bertindak sebagai operator sebesar 65 persen dan sisanya dimiliki Shell Corporation sebesar 35 persen.

Terkait pengelolaan Blok Mahakam yang dikelola Total E&P Indonesia, Jusuf Kalla memastikan pemerintah akan mengakhiri kontraknya tidak akan diperpanjang.

"Kami sudah putuskan karena expired, kami ambil Pertamina walaupun butuh masa transisi supaya ada soft transisi. Tidak cut off begitu kan. Supaya pergantian itu ada transisi. 2 tahun hingga 3 tahun," tandas Jusuf Kalla. (Silvanus Alvin/Gdn)