Sukses

BATAN: 72% Rakyat RI Setuju PLTN Dibangun

Dalam survei ini, metode yang digunakan oleh BATAN adalah random sampilng dengan margin error yang digunakan adalah 18 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melakukan survei kepada masyarakat mengenai persepsi penerimaan terhadap teknologi nuklir sebagai sumber pembangkit listrik. Dalam survei tersebut, sebanyak 72 persen responden menerima adanya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, jejak pendapat yang dilakukan pada periode waktu 2012 hingga 2014 tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan angka yang cukup signifikan dari penerimaan masyarakat terhadap teknologi nuklir.

Menurutnya, pada 2012 kemarin, hanya separuh atau 52,9 persen dari responden yang menerima PLTN. setahun kemudian atau pada 2013, angka tersebut naik menjadi 60,4 persen. Sedangkan pada tahun ini atau 2014, responden yang menerima PLTN menjadi 72 persen.

"Yang paling mengejutkan adalah hasi jajak pendapat pada 2014, secara nasional masyarakat yang menerima PLTN mencapai angka 2014," katanya, di Kantor BATAN, Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Djarot mengungkapkan, jumlah respoden yang dijadikan sampling dalam survei nasional tersebut tercatat 3 ribu responden. Para responden tersebut adalah mereka yang tinggal di Jawa, Madura dan Bali (Jamali). Selain itu ada juga responden yang berasal atau tinggal di Bangka dan Belitung.

Dalam survei ini, metode yang digunakan oleh BATAN adalah random sampilng dengan margin error yang digunakan adalah 18 persen.

"Dengan hasil jejak pendapat tersebut kami dapat mengetahui masyarakat sebenarnya sudah tidak mempermasalahkan lagi tentang pembangunan PLTN di Indonesia," tuturnya.

Menurut Survei yang dipermasalahkan masyarakat adalah kesiapan Sumber Daya Manusia, sumber daya bahan bakar nuklir dan seberapa besar listrik dari PLTN bisa mnyediakan listrik cukup murah.

"Saat ini tinggal pemerintah seharusnya mengambil keputusan untuk terhindar dari kekurangan listrik yang sudah menghadang di depan mata," pungkasnya. (Pew/Gdn)