Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memastikan akan terus memantau pasar dan mengambil langkah intervensi demi menjaga volatilitas pergerakan rupiah yang terlalu tajam.
Pada Selasa (16/12/2014) ini, rupiah kembali melemah dan sempat menyentuh 12.900 per dolar AS, meski kemudian menguat di kisaran 12.600 per dolar AS.
Baca Juga
Langkah intervensi yang dilakukan BI dipastikan akan mempengaruhi jumlah cadangan devisa negara yang pastinya akan susut.
Advertisement
Namun begitu, Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacob memastikan pihaknya tidak akan jor-joran dalam melakukan intervensi demi menjaga cadangan devisa tetap sehat.
"Kita kan intervensinya terukur, artinya kita nggak jor-joran, terukur supaya berikan sinyal kalau BI nggak hanya diam," kata Peter di Gedung Bank Indonesia, Selasa (16/12/2014).
BI mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia hingga akhir November 2014 mencapai US$ 111,1 miliar atau lebih rendah bila dibandingkan dengan posisi akhir Oktober 2014 yang sebesar US$ 112 miliar.
Penurunan cadangan devisa ini dipengaruhi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan penggunaan devisa untuk pengendalian moneter oleh BI.
Peter menambahkan, adapun intervensi yang akan dilakukan BI demi menstabilkan nilai tukar rupiah adalah dengan membelu Surat Berharga Negara (SBN).
"Kalau SBN harganya lebih stabil, kita kan tahu ada outflow dari SBN jadi kita juga masuk ke pasar SBN, kalau harga SBNnya stabil investor akan lebih nyaman tidak aka menjual SBN-nya, itu juga dilakukan," papar Peter. (Yas/Nrm)