Liputan6.com, Jakarta - Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir dinilai tidak akan berpengaruh besar terhadap kinerja ekspor dan impor Indonesia.
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, tak terpengaruhnya ekspor impor tersebut karena pelemahan nilai tukar tersebut diprediksi hanya berlangsung sementara saja. Selain itu, tidak hanya mata uang rupiah saja yang mengalami depresiasi, melainkan mata uang di sejumlah negara juga melemah.
"Ini kan diperkirakan (rupiah) akan normal kembali tahun depan," ujarnya dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrengbangnas) di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (18/12/2014).
Meski dengan pelemahan rupiah ini akan memukul industri yang masih banyak menggunakan bahan baku impor, namun Rachmat meyakini hal tersebut sudah diantisipasi oleh pelaku industri.
"Enggak kok. Enggak berpengaruh (ekspor). Pada industri-industri ekspor itu mereka pasti sudah mempunyai hitungan. Mereka juga sudah ada antisipasinya," katanya.
Hal yang sama juga dia ungkapkan terkait pengaruh melemahnya perekonomian Rusia terhadap kinerja ekspor Indonesia ke negara tersebut.
"Enggak ada masalah. Demand di sana (Rusia) kan cukup besar," tandasnya. (Dny/Gdn)
Pelemahan Rupiah Tak Berpengaruh Besar pada Ekspor Impor
Melemahnya perekonomian Rusia tak banyak berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia.
Advertisement