Sukses

Harga Elpiji 12 Kg Naik Bakal Ganggu Pasar

Agen elpiji mengkhawatirkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram (Kg) dapat mendorong masyarakat beralih pakai elpiji 3 kg.

Liputan6.com, Jakarta - Agen elpiji mengaku khawatir pasar gas elpiji 12 Kilo gram (Kg) akan hancur jika PT Pertamina (Persero) segera memutuskan kenaikan harga elpiji yang tak disubsidi tersebut.

Staf agen elpiji PT Andhira Marsa Herman mengungkapkan, saat ini pasar elpiji 12 Kg baru kembali normal, pasca kenaikan harga yang dilakukan September 2014.

"Baru stabil, setelah kenaikan bulan September, 3 bulan pertama volume turun," kata Herman, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (18/12/2014).

Herman mengungkapkan, kehancuran pasar elpiji 12 Kg tersebut karena banyak konsumen elpiji 12 Kg beralih mengkonsumsi elpiji 3 Kg. Lantaran harga elpiji 3 Kg yang jauh lebih murah. "Banyak yang beralih ke 3 Kg, karena disparitas harga terlalu besar mereka seperti itu," ungkapnya.

Menurut Herman, kenaikan harga elpiji dengan tabung berkelir biru tersebut akan memberatkan masyarakat. Apalagi, pemerintah baru saja menaikan harga BBM bersubsidi.

"Sebenarnya berat dalam arti kita harus komunikasi lagi dengan konsumen, kenaikan kemarin (elpiji 12 Kg bulan September) lumayan, apalagi kenaikan BBM," tutur Herman.

2 dari 2 halaman

Konsumen Siap Pindah Gunakan Elpiji 3 Kg

Konsumen Siap Pindah Gunakan Elpiji 3 Kg

Herman menambahkan, saat ini sudah ada konsumen elpiji 12 Kg yang mempertanyakan tentang penukaran tabung ke elpiji bersubsidi 3 Kg.

"Sudah mulai tanya-tanya menukar juga, isu Januari mau naik ada juga (yang mau nukar),"  kata Herman.

Menurut Herman, yang membuat konsumen elpiji 12 Kg bertransmigrasi ke elpiji 3 Kg adalah perbedaan harga yang tinggi.

"Apalagi mau naik Rp 1.500 (per Kg) naiknya bisa Rp 140 ribu. Kalau pakai elpiji 3 Kg bisa dapat 14 tabung, selisihnya 100 persen lebih," paparnya.

(Pew/Ahm)