Sukses

Kisah Oesman Sapta, Wakil Ketua MPR yang Pernah Ditempeleng Buruh

“Saya jualnya eceran. Waktu nagih bayar ke buruh-buruh saya malah ditempeleng,” kenang Oesman Sapta Odang, Wakil MPR RI.

Liputan6.com, Jakarta Kehidupan yang dijalani oleh Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Oesman Sapta Odang, saat ini sangat berbeda jauh dengan kehidupan yang ia jalani saat menjadi pengusaha. Meskipun memiliki puluhan mobil mewah seperti Ferrari, Rolls Royce dan juga Maserati, dirinya lebih memilih untuk tak menggunakannya.

“Saya malu dengan masyarakat. Saya belum melakukan apa-apa tetapi sudah dijemput menggunakan Rolls Royce. Kalau itu saya juga punya. Saya minta ditukar,” jelasnya saat berkunjung ke kantor Liputan6.com, seperti ditulis, Selasa (23/12/2014).

Sejak terjun ke dunia politik, Oesman secara perlahan menyerahkan kerajaan bisnis ke anak dan juga rekan kerja yang dipercayakannya. “Karena tugas negara, saya sudah setengah hati berbisnis,” lanjutnya.

Sebelum duduk di kursi wakil ketua MPR, Oesman adalah seorang pengusaha besar. Gurita bisnisnya menjalar di sektor pertambangan, perkebunan, properti, transportasi dan keuangan. Namun, semua itu tidak ia dapatkan dengan mudah.

Saat masih menginjak bangku sekolah dasar, ayahnya meninggal. Oleh sebab itu, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) ini pun harus membanting tulang membantu ibunya. Ia pun kemudian berjualan rokok di pelabuhan.

“Saya jualnya eceran. Waktu nagih bayar ke buruh-buruh saya malah ditempeleng,” kenangnya. Oleh sebab itu, ia pun kemudian memilih beralih profesi. Ia putuskan untuk menjadi buruh gendong pelabuhan.

Saat itu ia berusia 15 tahun. Ia harus memanggul karet seberat 30 kilogram dari gudang ke kapal. Usianya tak sia-sia. Dari hasil menjadi buruh tersebut, ia mampu membelikan ibunya kain.

Karena hasil menjadi buruh gendong tak begitu besar, jika wirausahanya kembali muncul. Dari uang hasil tabungan menjadi buruh, ia memulai bisnis kembali. Dari berjualan kecil-kecilan, ia akhirnya menjadi seorang saudagar besar.

Simak kisah Oesman Sapta Odang dalam video berikut: