Sukses

Peredaran Uang Palsu di RI Lebih Aman Dibanding Negara Lain

Rasio jumlah peredaran uang palsu di RI terjadi penurunan dari 11 lembar setiap tumpukan uang Rp 1 juta menjadi 7 lembar per Rp 1 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat rasio jumlah peredaran uang palsu di Indonesia terjadi penurunan dari 11 lembar setiap tumpukan uang Rp 1 juta menjadi 7 lembar per Rp 1 juta. Rasio ini relatif lebih aman dibanding negara lain.

Hal ini diungkapkan Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI, Dian Karmila saat Diskusi Kesiapan Pemenuhan Kebutuhan Uang Kartal Selama Natal & Tahun Baru di Gedung BI, Jakarta, Selasa (23/12/2014).

"Peredaran uang palsu tahun lalu berjumlah 11 lembar per Rp 1 juta, tapi sekarang turun jadi 7 lembar per Rp 1 juta. Rasio ini masih aman jika dibanding dolar Amerika Serikat, Euro Eropa, dan Poundsterling," terang dia.

Menurutnya, jumlah peredaran uang palsu dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) sebanyak 100 lembar per US$ 1 juta, 43 lembar per Rp 1 juta Euro dan 143 lembar per 1 juta Poundsterling.

Namun ketika dikonfirmasi mengenai perbandingan jumlah peredaran uang palsu dengan negara tetangga, BI belum memberikan jawaban pasti. Termasuk rasio jumlah uang palsu yang beredar dalam kategori berbahaya. Hanya saja, Dian memastikan, rasio pemalsuan uang di Indonesia relatif kecil.

"Maka dari itu, kami mengimbau agar masyarakat tetap melihat ciri-ciri keaslian rupiah dengan 3D, Diraba Dilihat Diterawang. Jadi masyarakat harus aware dengan hal ini," tegasnya.

Dian menyebut, peredaran uang palsu marak terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara mengingat daerah tersebut membukukan transaksi ekonomi signifikan dibanding daerah lainnya.

"Peredaran uang palsu nggak ada korelasinya dengan hari raya atau apa. Pokoknya target kami menurunkan jumlah pemalsuan uang," pungkas dia. (Fik/Ndw)