Sukses

Bosowa Resmikan Pabrik Pengepakan Semen di Lombok

Pabrik pengepakan semen ini berkapasitas produiksi 500 ribu ton per tahun dengan nilai investasi Rp 84 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Semen Bosowa meresmikan dimulainya pengoperasian Silo Packing Plant (SPP) di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).  Pabrik pengepakan semen ini berkapasitas produiksi 500 ribu ton per tahun dengan nilai investasi Rp 84 miliar.

Keberadaan unit pengantongan ini semen akan sangat membantu dalam melakukan efisiensi dan efektifitas pendistribusian semen di wilayah NTB,” ujar Direktur PT Semen Bosowa Maros Subhan Aksa dalam keterangan tertulis, Rabu (24/12/2014).

Selain memenuhi pasar konsumsi, lanjut dia, keberadaan SPP Bosowa ini diharapkan memberi kontribusi bagi percepatan pembangunan infrastruktur di NTB.

 Dikatakannya, pembangunan konstruksi packing plant tersebut dilakukan oleh kontraktor EPC Waskita Karya dan berdiri di Kawasan Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.

“Adapun sumber pembiayaan berasal dari equity Bosowa dan dari Bank CIMB Niaga,” papar Subhan.

Hadir dalam peresmian itu Founder Bosowa HM Aksa Mahmud, Chief Executive Officer Bosowa Erwin Aksa, Managing Director Bosowa Sadikin Aksa, jajaran direksi PT Semen Bosowa Maros,  Muspida Tingkat I NTB, dan Muspida Tingkat II Lombok Barat.

 Subhan mengatakan, pihaknya optimistis permintaan semen akan terus meningkat. Pasalnya, secara keseluruhan volume konsumsi semen untuk wilayah NTB dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan 11,74 per tahun, meski pada 2013 lalu permintaan semen di daerah NTB sedikit mengalami perlambatan.

Itu pun dikarenakan kurang kondusifnya perekonomian Indonesia pada tahun 2013. Menurut Subhan, meski pertumbuhan sektor pertaniannya menurun, namun sektor konstruksi merupakan sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 8,68 persen.

“Tentu bagi kami, dari dunia usaha, ini merupakan sebuah peluang,” ujar dia.

 Untuk semen, penetrasi brand Bosowa secara perlahan telah mampu diterima di pasar semen NTB. Saat ini Bosowa berada diurutan kedua setelah Indocement dengan market share sebesar 18,41 persen pada 2013 dan tumbuh 17,33 persen dibanding tahun sebelumnya.

Subhan mengatakan, pabrik pengepakan semen tersebut merupakan yang keenam setelah di Banyuwangi (Jawa Timur), Ciwandan (Banten), Samarinda (Kaltim), Kendari (Sultengg), dan Balikpapan (Kaltim).

Pada Desember 2013 lalu, Bosowa juga meresmikan Kiln Plant Semen Bosowa Maros berkapasitas produksi 1,8 juta ton per tahun.

Dengan demikian, total kapasitas produksi pabrik Semen Bosowa di Sulawesi Selatan meningkat 81,81 persen menjadi 4 juta ton dari sebelumnya 2,2 juta ton per tahun. Bila ditambah dengan produksi di pabrik Semen Bosowa Indonesia (SBI) di Batam, total produksi Semen Bosowa sebesar 5,2 juta ton per tahun.(Ndw)