Sukses

2015 Diprediksi Jadi Tahun yang Berat Bagi Komoditas

Sepanjang tahun ini, harga-harga komoditas seperti logam dan minyak dunia mengalami pelemahan yang cukup signifikan.

Liputan6.com, New York - Sepanjang tahun ini, harga-harga komoditas seperti logam dan minyak dunia mengalami pelemahan yang cukup signifikan. Tak hanya itu, rendahnya harga bijih besi membuat 22 projek pengolahan dibatalkan atau ditunda hingga Juli tahun depan.

Mengutip laman The Diplomat, Kamis (25/12/2015), harga minyak terus turun hingga menyentuh level US$ 60 per barel atau terendah sejak Desember 2009. Sementara fokus di komoditas bijih besi, lembaga perbankan ANZ memprediksi harga komoditas tersebut anjlok ke level US$ 80 per ton pada 2015.

JP Morgan bahkan menaksir harga yang lebih rendah di level US$ 67 per ton di tahun yang sama. Riset bank tersebut menyebutkan, tingginya pasokan komoditas logam dan minyak serta rendahnya harga akan menjadi hantaman bagi bisnis komoditas tahun depan.

Berikut hasil riset ANZ terhadap pergerakan bisnis komoditas tahun depan:

1. Pasokan batu bara berlebihan

Harga batu bara diprediksi akan melemah pada 2015 dan menghantam sejumlah industri tambang serta memicu pemutusan hubungan kerja para pegawai.

Meskipun belakangan ini harga batu bara masih bergerak stabil tapi harga batu bara berkualitas tinggi untuk produksi baja harganya telah mencapai US$ 126 per ton sepanjang 2014.

Angka tersebut telah turun 21 persen dari tahun sebelumnya dan terus melemah hingga US$ 120 per ton pada 2015. Sementara batu bara yang digunakan untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik juga diprediksi mendapatkan tekanan lebih besar.

2. Harga minyak dan gas tertekan

Jatuhnya harga minyak dunia mungkin membawa keuntungan bagi Asia. Tapi produsen minyak dan gas (migas) seperti Australia dan Indonesia telah melihat penurunan pendapatan setelah harga minyak dunia anjlok tahun ini.

Mengacu pada riset ANZ, biaya yang tinggi bagi para produsen non-OPEC akan memicu pemangkasan produksi. Tapi itu tidak akan terjadi hingga kuartal ketiga 2015. Artinya, lonjakan pasokan minyak akan terus berlangsung.

Bank tersebut memprediksi harga minyak dunia akan turun hingga 30 persen sepanjang 2015. Dan minyak akan menjadi salah satu komoditas yang dihindari.

Harga minyak yang murah juga akan menekan harga gas. Tren tersebut kemungkinan akan berlanjut hingga 2015.

3. Harga emas menurun

Harga emas sempat menyentuh level terendah pada November tahun ini. Itu lantaran emas yang biasa digunakan sebagai nilai lindung diabaikan para investor akibat penguatan dolar dan kemungkinan kenaikkan suku bunga AS.

Aksi beli yang berlebihan di pasar ekuitas dan dolar AS juga akan menyebabkan tekanan bagi banyak pelaku pasar. Hal tersebut tentu saja akan membuat kemilau harga emas terus memudar.

Dengan harga emas yang masih berkutat di level US$ 1.178 per dolar AS di New York, Goldman Sachs telah memprediksi penurunan harga emas hingga US$ 1.050 per ounce pada Desember 2015. (Sis/Nrm)

Â