Liputan6.com, Jakarta -
PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bakal membangun pabrik gula rafinasi di Cirebon dalam beberapa tahun ke depan. Pabrik yang ditaksir memiliki total investasi Rp 2,1 triliun itu akan memiliki pembangkit sendiri.
Â
Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengungkapkan, dengan berdirinya pabrik tersebut, nantinya juga akan menambah pasokan listrik masyarakat sekitar.
Â
"‎Pabrik terintegrasi itu nanti akan menghasilkan juga bioethanol, yang akan semakin menguntungkan adalah bahwa pabrik gula terintegrasi ini juga akan menghasilkan listrik untuk kebutuhan pabrik gula dan masyarakat sekitar," kata Ismed saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (27/12/2014).
Â
Tak hanya bioethanol, pabrik yang dibangun dengan konsep penggabungan tiga pabrik gula yang juga berlokasi di Cirebon ini juga akan menghasilkan gula kristal putih dan gula rafinasi yang berbasis tebu.
Â
Dengan mempertahankan bahan baku dari tebu, maka hal itu tetap akan menguntungkan dan meningkatkan kualitas produksi oleh para petani tebu.
Â
Pabrik gula rafinasi yang akan memiliki kapasitas 6.000 ton cair per day (TCD) ini merupakan penggabungan dari PG Sindang Laut, PG Karang Suwung dan PG Tersana Baru.
Â
‎"Sudah ada rekan dari China, Thailand dan Jepang yang mengajak bekerjasama, saat ini kami masih fokus mengurus izinnya dulu‎," terangnya.
Â
Ditargetkannya pada 2017 pabrik yang memiliki rendemen 10 ini akan mulai berproduksi. Pembangunanm pabrik gula rafinasi ini merupakan jawaban dari RNI atas tantangan pemerintah Jokowi untuk mengurangi impor gula rafinasi.
Â
‎"Pabrik gula terintegrasi ini akan menjadi jawaban terhadap Komitmen Pak Jokowi-JK dalam mewujudkan kedaulatan pangan, khususnya gula," tutup Ismed. (Yas/Ndw)