Liputan6.com, Jakarta - Banyak masyarakat yang masih belum bisa percaya untuk menggunakan Vi-Gas sebahan bahan bakar kendaraannya.
Pasalnya selain Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) gas yang masih sedikit, masyarakat juga ragu tingkat keamanan dan ketersediaan pasokan Vi-Gas tersebut.
Mereka pun harus merogoh kocek yang tidak sedikit mencapai belasan juta untuk membeli konverter yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan Vi-Gas.
Menjawab ini,Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang memastikan ketersediaan pasokan. Selain itu, pihaknya sudah berbicara dengan pemerintah agar harga Vi-Gas tersebut tidak akan melambung tinggi.
"Nanti seperti peralihan dari minyak tanah ke gas. Pemerintah memberikan subsidi. Ini sama-sama jadi peralihan dari bahan bakar minyak ke gas akan disubsidi oleh pemerintah, tapi masih dibahas," katanya saat ditemui di Bandung, Senin (29/12/2014).
Untuk harga konverter sendiri yang mencapai harga belasan juta, masyarakat akan dimudahkan dengan sistem kredit yang telah disiapkan setelah bekerjasama dengan beberapa bank.
"Nanti saat dipasang ada dua fungsi yaitu penggunaan bahan bakar gas dan minyak jadi begitu gas habis masih bisa menggunakan minyak. Ini antisipasi SPBG yang masih sedikit. Kalau kedepannya kendaraan," jelasnya.
Dari segi keamanan sendiri, safety desain tanki LPG VI-Gas dirancang dengan tingkat keamanan yang tinggi, resiko meledakpun rendah karena tekanan sendiri lebih kecil dibandingkan tekanan ban kendaraan.
"Tekanan tangki itu cuman 8 bar kalau dibandingkan dengan tekanan ban itu sekitar 25-35 bar berbanding jauh. Didesain tabrakan dari belakang dan depan aman. Tapi kalau dengan kecepatan sangat tinggi seperti tabrakan kereta itu jangakan tangki, mobilnya saja hancur," pungkasnya. (Okan/Nrm)