Liputan6.com, Jakarta - Setelah resmi diakuisisi oleh perusahaan keuangan asal Jepang, J Trust Co., PT Bank Mutiara Tbk belum menargetkan laba bersih yang muluk-muluk pada tahun depan.
Direktur Utama Bank Mutiara Ahmad Fajar mengatakan perusahaan memasang target laba bersih yang bisa capai oleh perusahaan sebesar Rp 48 miliar. Laba ini diperkirakan akan lebih banyak berasal dari pemulihan aset dan bunga.
"Recovery aset dari anggunan yang dijual porsinya sekitar 60 persen dari laba. Sisanya bunga," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/12/2014).
Namun, ke depannya untuk mendorong pengembangan bisnis perseroan sehingga diharapkan juga akan meningkatkan laba bersih secara signifikan, Bank Mutiara akan mendapatkan suntikan modal dalam jangka panjang.
Ahmad menjelaskan, secara total, Bank Mutiara akan mendapatkan suntikan modal mencapai Rp 1,3 triliun hingga 2018. Pada 2014, bank tersebut mendapatkan suntikan modal yang diberikan adalah Rp 300 miliar melalui mekanisme penerbitan saham baru.
Pada 2015, akan ada suntikan modal sebesar Rp 350 miliar, 2016 sebesar Rp 200 miliar, 2017 sebesar Rp 200 miliar, dan pada 2018 sebesar Rp 250 miliar.
"Suntikan modal di tahun depan akan dilakukan pada triwulan I-2015. Tapi totalnya sebesar Rp1,3 triliun sampai 2018. Ini sebagai komitmen kami adalah untuk terus menambah modal setiap tahun," katanya.
Seperti diketahui, setelah diambil alih J Trust, porsi kepemilikan saham Bank Mutiara saat ini sebesar 99 persen dimiliki oleh perusahaan asal Jepang tersebut. Sedangkan 1 persen masih dimiliki oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). (Dny/Gdn)
Bank Mutiara Targetkan Laba Bersih Rp 48 Miliar
Bank Mutiara memasang target laba bersih yang bisa capai oleh perusahaan sebesar Rp 48 miliar.
Advertisement