Sukses

Beda Penurunan Harga BBM Era Jokowi dan SBY

Setelah dilantik pada 21 Oktober 2014, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat telah satu kali menaikkan dan menurunkan harga BBM

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dilantik pada 21 Oktober 2014, atau kurun kurang dari 2 bulan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat telah satu kali menaikkan dan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Berbeda dengan era mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengumumkan penurunan harga BBM saat hendak lengser, Jokowi justru memenurunkan harga BBM saat baru dilantik.

Seperti dirangkum Liputan6.com, Rabu (31/12/2014) Jokowi menurunkan harga BBM hanya berselang sekitar 2 bulan setelah dilantik. Sebaliknya, SBY tercatat tiga kali menurunkan harga BBM saat menjelang lengser.

Pada 17 November 2014, Jokowi mengumumkan kenaikkan BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Harga premium naik dari Rp 8.500 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara harga solar naik Rp 2.000 dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.

Namun selang kurang dari dua bulan, Jokowi kembali menurunkan harga premium menjadi Rp 7.600 per liter, masih terkait dengan kemerosotan harga minyak dunia. Sementara harga solar turun Rp 250 menjadi Rp 7.250 per liter.

Berbeda dengan Jokowi, SBY menurunkan harga BBM saat akan lengser dari jabatannya. Pada 1 Desember 2008, harga premium yang sebelumnya Rp 6.000 per liter diturunkan menjadi Rp 5.500 per liter.

Keputusan pemerintah menurunkan harga Premium kala itu merupakan imbas dari penurunan harga minyak mentah dunia.Kala itu harga minyak merosot hingga menyentuh US$ 49 per barel.

Selang dua minggu setelah itu, Pada 14 Desember 2008, SBY kembali mengumumkan penurunan harga BBM yang berlaku keesokan harinya pada pukul 00.00 WIB. Premium turun menjadi Rp 5.000 per liter dan solar menjadi Rp 4.800 per liter.

Terakhir SBY menurunkan harga BBM pada Januari 2009. Saat itu, harga premium turun dari Rp 5.000 menjadi Rp 4.500 per liter. (Sis/Nrm)