Sukses

Tahun Ini, Harga Mebel akan Naik 10%

Soenoto tetap menargetkan tiap tahunnya akan ada pertumbuhan penjualan produk furnitur dan mebel minimal 20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha furnitur dan mebel berencana untuk menaikan harga produknya pada tahun ini. Langkah yang dilakukan oleh para pengusaha furnitur dan mebel tersebut sebagai dampak dari kenaikan beberapa komponen yang mempengaruhi biaya produksi.

Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Soenoto mengatakan, pengusaha berencana menaikan harga produk mebel dan furnitur di kisaran 5 persen hingga 10 persen sebagai antisipasi dari kenaikan tarif listrik, bahan bakar minyak (BBM), Upah Minimum Provinsi (UMP) dan lain-lain.

"Kami akan hitung dulu komponen listrik berapa porsi (kenaikannya), karena belum tahu naiknya berapa. Tapi kalau semua komponen naik, pasti naik. Mungkin antara 5 persen hingga 10 persen," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, seperti ditulis Minggu (4/1/2015).

Dia menjelaskan, kenaikan tersebut belum termasuk jika terjadi kenaikan dari biaya perizinan bahan baku kayu dan sebagainya. Hal tersebut nilai semakin memberatkan pengusaha.

"Biaya perizinan antara 5 persen hingga 7 persen, dan itu relatif besar bagi pengusaha. Untung kami nantinya berapa?" lanjutnya.

Sementara itu, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini juga dinilai tidak banyak berpengaruh terhadap pasar ekspor furnitur dan mebel Indonesia. Pasalnya masih banyak bahan baku industri ini yang masih harus diimpor dari negara lain.

Meski demikian, Soenoto tetap menargetkan tiap tahunnya akan ada pertumbuhan penjualan produk furnitur dan mebel minimal 20 persen.

"Masih banyak komponen yang menggunakan dolar seperti material finishing, bahan baku dari logam.  Selama ini itu masih impor dari China. Jadi pelemahan rupiah tidak terlalu signifikan bagi ekspor, apalagi juga sekarang dolar sudah turun lagi," tandasnya. (Dny/Gdn)