Liputan6.com, Jakarta- Usai menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar pada 1 Januari lalu, pemerintah bakal menerapkan subsidi BBM dengan besaran tetap.
Dengan begitu harga premium dan solar bakal naik turun bak pertamax mengikuti pergerakan harga minyak dunia dan juga nilai tukar rupiah. Rencananya, pemerintah bakal melakukan evaluasi harga kedua komoditas itu setiap bulan.
Baca Juga
Lalu apa untung dan ruginya kebijakan ini?
Advertisement
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, dengan pemberian subsidi tetap maka perhitungan subsidi BBM bakal lebih sederhana dan tidak memusingkan pemerintah.Â
"Karena satu tahun anggaran sudah ditetapkan berapa rupiah per liter untuk subsidi yang diberikan. Nanti tinggal dikali kuota BBM yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (5/1/2015).
Tak hanya itu, alokasi subsidi BBM dalam APBN juga berkurang sehingga menimbulkan penghematan. Dana penghematan ini bisa digunakan untuk membangun infrastruktur sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh rakyat.Â
"Karena masyarakat sudah berkorban, maka harus ada hasilnya dengan membangun infrastruktur. Jika tidak ada hasilnya, maka akan rakyat akan kecewa dan muncul penolakan terhadap kebijakan itu," paparnya.
Dengan harga BBM subsidi yang fluktuasi, masyarakat akan terbebani ketika harga BBM naik. Tapi di satu sisi, juga bisa bernafas lega saat harga turun.Â
"Harga BBM subsidi yang turun naik juga akan membiasakan masyarakat ke harga riil, meski belum sesuai harga pasar karena masih ada subsidi," terang dia.
Hal lain yang perlu disoroti adalah efek domino dari kebijakan ini. Pasalnya, jika harga BBM naik maka akan diikuti kenaikan harga komoditas lainnya. Dikhawatirkan nantinya ketika harga BBM turun, harga komoditas lain tidak ikut banting harga.
"Mungkin awalnya akan begitu, tapi nanti semua akan terbiasa mengikuti pergerakan harga BBM. Buktinya di Bogor, penurunan harga BBM subsidi juga diikuti dengan penurunan tarif angkutan umum," papar dia. (Ndw)