Sukses

Stok Elpiji 12 Kg di Bogor Menipis

Selain itu, Himatul juga mengeluhkan mengenai tidak adanya sosialisasi dari PT Pertamina (Persero) menganai kenaikan harga gas Elpiji 12 kg.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah agen gas elpiji di wilayah Bogor, Jawa Barat, mengeluhkan kelangkaan pasokan untuk gas elpiji ukuran 12 kilogram (kg).

Salah satu agen gas elpiji di Jakan Raya Kayu Manis, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Hamdi menjelaskan, sejak Pertamina secara resmi menaikkan harga gas elpiji ukurang 12 kg, belum ada lagi pasokan baru atau kiriman baru untuk elpiji jenis tersebut.

Padahal menurutnya, kenaikan harga tersebut tak menyurutkan minat dari masyarakat untuk menggunakan elpiji 12 kg. "Pas harga elpiji 12 kg naik, sampai saat ini belum datang lagi pasokan ke agen di sini. Padahal banyak yang memesan. Sedangkan persediaan sudah mau habis, tinggal 4 tabung lagi," ujarnya, Senin (5/1/2015).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh  agen lainnya, Himatul Ulya. "Sudah 14 hari belum ada pengiriman lagi. Padahal stok semakin berkurang," jelasnya.

Selain itu, Himatul juga mengeluhkan mengenai tidak adanya sosialisasi dari PT Pertamina (Persero) menganai kenaikan harga gas Elpiji 12 kg tersebut. "Saya baru tahu kalau harganya naik, itu saja baru kabar dari mulut belum ada pemberitahuan secara pastinya," ungkapnya.

Untuk diketahui, Pertamina menaikkan harga elpiji non subsidi ukuran 12 kg mulai Sabtu, 3 Januari 2015, sebesar Rp 1.500 per kg.

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang menuturkan, Pertamina sudah menerapkan kenaikan harga untuk penebusan ke agen mulai Jumat 2 Januari 2015. Sedangkan ke konsumen akan diterapkan pada Sabtu.

Kenaikan harga elpiji 12 kg direncanakan Rp 1.500 per kg, jika ditambah dari harga dasar sebelumnya Rp 7.569 per kg, maka harga elpiji setelah mengalami kenaikan menjadi Rp 9.069 per kg.

Kenaikan harga elpiji 12 kg dilakukan untuk mengurangi kerugian Pertamina karena menjual dengan harga di bawah keekonomian. Sebelumnya, Ahmad menuturkan, kerugian Pertamina mencapai US$ 500 juta hingga akhir 2014. (Bima Firmansyah/Gdn)