Liputan6.com, New York - Dengan harga saham, minyak dan euro yang melemah sejak 2015 dimulai, emas justru menjadi bintang investasi paling berkilau pada sepekan pertama tahun ini. Meskipun harga emas sempat melemah pada perdagangan kemarin, tapi tetap saja, sejauh ini harga emas naik sekitar 2,5 persen dalam sepekan.
Tak heran jika, saham Newmont Mining meningkat 5 persen dan membuatnya menjadi salah satu saham dengan peningkatan terbaik sepanjang pekan pertama 2015. Pertanyaannya, mengapa harga emas tampak berkilau dan dapatkah penguatan tersebut bertahan hingga akhir tahun?
Baca Juga
Mengutip laman CNN Money, Kamis (8/1/2015), penguatan harga emas yang terjadi pekan ini sebagian besar disebabkan oleh ketakutan mengenai zona Eropa terkait keluarnya Yunani dari kawasan tersebut.
Advertisement
Director of Investment Strategy di perusahaan manajemen aset Glenmede, Jason Pride mengatakan, para investor tak akan mengincar harga emas saat ini. Dia merasa harga emas masih akan berkutat di kisaran US$ 1.000-US$ 1.200 per ounce.
"Tak ada alasan, emas akan tampak menarik sebagai aset investasi. Faktanya harga emas naik hanya karena situasi Eropa dengan Yunani saat ini. Harga emas memang sering naik saat terjadi tekanan pada pemerintah tertentu," terangnya.
Harga emas memang cenderung naik di tengah kekacauan politik. Harga emas bahkan pernah mencetak rekor termahal di atas US$ 1.900 per ounce saat terjadi konflik politik antara Eropa dan Yunani pada 2011. Namun harga emas kemudian diabaikan sebagai investasi yang menguntungkan sejak saat itu.
Bahkan setelah penguatan tertingginya, harga emas sempat diperdagangkan di kisaran US$ 1.210 per ounce. Turun sekitar 60 persen dari level tertingginya.
Harga emas juga mengalami penurunan pekan lalu saat para investor mengkhawatirkan negara-negara berkembang yang terkena hantaman kebijakan The Fed. Namun harga emas berhasil pulih secara perlahan dan menguat 10 persen dalam 2 bulan pertama pada 2014.
Namun sayang, harga emas justru mengakhiri 2014 dengan melemah sebesar 4 persen. Dan itu berarti harga emas telah melemah selama dua tahun berturut-turut. (Sis/Ndw