Liputan6.com, Jakarta - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memangkas setoran dividen perbankan BUMN menjadi perhatian beberapa kalangan, termasuk salah satunya Bank Indonesia (BI).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menyambut baik keputusan pemerintah tersebut.
"‎Kalau memang mereka merevisi itu untuk peningkatan modal, itu bagus sekali. Kami pasti dukung itu," katanya di Gedung BI, Kamis (8/1/2015).
Peningkatan modal tersebut bagi industri perbankan di Indonesia menjadi sangat penting seiring dengan rencana BI dan OJK untuk meningkatkan daya saing perbankan dengan dunia internasional.
‎"Kalau makin kuat modalnya, dia bisa tumbuh lebih besar, jadi MEA itu bisa tumbuh makin bagus perbankan kita," tegasnya.
‎Sebelumnya, Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan akan memotong setoran dividen perusahaan BUMN di tahun 2015 sekitar Rp 9 triliun.
Dari jumlah itu, sektor paling besar yang akan dipangkas yaitu industri perbankan. Angka tersebut nantinya akan menjadi bekal Rini untuk diajukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Nasional Perubahan (APBNP) 2015 yang akan diajukan pada bulan Februari 2015.
Sementara itu di kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian‎, Sofyan Djalil membeberkan alasan lebih detail mengapa bank BUMN perlu banyak dipotong dividennya.
"‎Itu karena dia loan to deposit ratio(LDR) mereka di atas 90 persen, kalau tidak ditambah equity yang lebih banyak, bank tidak bisa berkembang," kata Sofyan di Istana Kepresidenan pada Rabu 7 Januari 2015.
Dengan bertambahnya equity tersebut, diharapkan perbankan dapat melakukan ekspansi lini bisnisnya baik di dalam negeri atau di luar negeri.
‎"Karena kalau misalnya bertambah modalnya Rp 1 triliun mereka bisa tambah salurkan kredit sampai dengan 10 triliun," tegasnya. (Yas/Ndw)