Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas (Hiswana Migas) mengaku rugi atas harga Pertamax yang turun mendadak.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Hiswana Migas wilayah DKI Jakarta, Jawabarat dan Banten, Juan Tarigan mengatakan, kerugian dialami pengusaha karena saat membeli Pertamax dari depo dengan harga yang lebih tinggi dan menjual dengan harga lebih rendah saat awal Januari.
Baca Juga
"Regulasi ini kadang mendadak tanpa memperhatikan pengusaha, contoh tanggal 1 dan 2 (Januari) turun," kata Juan, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (9/1/2014).
Advertisement
Juan menambahkan, pengusaha pun tidak mendapat penggantian uang dari PT Pertamina (Persero) atas pembelian Pertamax yang lebih tinggi sementara harga jual ditetapkan turun.
"Stok di kita pembelian tinggi kita tidak ada penggantian. Artinya peraturan itu dibuat wajar Rp 9.000 ribu dijual Rp 8.000, jadi rugi Rp 1.000," paparnya.
Berdasarkan data harga BBM non subsidi yang dikutip Jumat 2 Januari 2015, harga BBM non subsidi Pertamax dibanderol dengan Rp 8 800 per liter, Pertamax Plus Rp 9 650 per liter dan Pertamina Dex Rp 10.550 per liter.
Sedangkan pada 1 Januari 2015, harga Pertamax Plus turun dari Rp 11.100 menjadi Rp 10.750 per liter, Pertamax dari Rp 9.950 menjadi Rp 9.600 per liter dan Pertamina Dex dari Rp 11.250Â menjadi Rp 10.950 per liter. (Pew/Ahm)