Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menambah volume mpor bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis pertamax akibat terus meningkatnya permintaan konsumen terhadap bahan bakar tersebut.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menyatakan, setelah mengalami penurunan harga pada awal Januari, penjualan pertamax kembali naik 2 persen dari 5.594 kiloliter (kl) per hari jadi 5.755 kl per hari.
"Naiknya belum signifikan. Ini karena sebelumnya waktu premium Rp 8.500 per liter, permintaan sudah naik tinggi, sehingga ketika Pertamax turun bersamaan harga premium turun, sudah tidak banyak migrasi," Kata Ahmad, di Jakarta, Senin (12/1/2014).
Menurut Ahmad, peningkatan konsumsi pertamax tersebut mempengaruhi peningkatan impor. Pasalnya, saat ini kilang Pertamina mayoritas masih memproduksi BBM jenis premium.
Ahmad memastikan untuk pertamax masih akan terus diimpor sampai peremajaan dan peningkatan kehandalan kilang Pertamina berjalan.
"Ya pastilah impor (pertamax), sampai RFCC Cilacap operasi, Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) jadi lalu RDMP jalan,"tuturnya.
Namun Ahmad tak mau mengungkapkan berapa banyak tambahan pertamax yang diimpor. "Ya sesuai peningkatan kebutuhan saja," tutup Ahmad. (Pew/Ndw)