Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya bergerak menguat di tengah memudarnya penguatan dolar AS yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Penguatan rupiah juga ditopang penundaan kenaikan tarif listrik yang mendorong penurunan ekspektasi inflasi tahun ini.
Data valuta asing (valas) Bloomberg, Senin (12/1/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,69 persen ke level 12.559 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:50 waktu Jakarta. Awal pekan ini, nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level 12.581 per dolar AS.
Sepanjang pagi menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi menguat di kisaran 12.543 - 12.585 per dolar AS.
Advertisement
Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat nilai tukar rupiah juga mengalami penguatan ke level 12.568 per dolar AS. Rupiah tercatat menguat 72 poin dari perdagangan akhir pekan lalu di level 12.640 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta menjelaskan, penguatan dolar di pasar global tercatat mulai memudar. Akibatnya, nilai tukar rupiah perlahan bergerak naik.
Berbicara faktor internal, saat ini penurunan harga BBM masih ditunggu para pelaku pasar. Sementara penundaan kenaikkan tarif listrik diprediksi dapat menurunkan tingkat inflasi sepanjang 2015.
"Kombinasi antara turunnya inflasi serta membaiknya neraca perdagangan akan mendukung rupiah yang lebih kuat ke depan," tandasnya. (Sis/Ndw)