Sukses

Investasi Emas Masih Menguntungkan di 2015?

Investasi emas masih tetap prospektif meski harga sedang turun. Kenapa?

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2015, harga emas diprediksi anjlok hingga menyentuh US$ 1.000 per ounce. Itu lantaran penguatan dolar yang diprediksi akan terus menjadi tekanan bagi logam mulia tersebut.

Sebanyak tujuh dari 10 analis yang mengikuti Kitco Gold Survey juga memprediksi harga emas akan merosot hingga US$ 1.000 per ounce.

Saat harga turun, bagaimana prospek investasi emas di 2015?

Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai investasi emas masih tetap prospektif meski harga sedang turun.

Emas dianggap sebagai instrumen investasi yang bagus untuk dikoleksi secara jangka panjang (long term). Dia menyakini, permintaan akan emas akan selalu ada meski harga rendah.

Pasalnya, emas dinilai sebagai aset investasi aman yang tidak tergerus inflasi. "Untuk longterm, emas masih bagus untuk dikoleksi. Tapi kalau mau investasi, jangan harap dapat untung cepat  dari koleksi emas," terangnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (12/1/2015).

Ariston memprediksi rata-rata harga emas  tahun ini di sekitar US$ 1.150 per troy ounce karena investor masih melihat adanya turunnya permintaan emas di negara konsumen terbesar yaitu China dan India.

Tak hanya itu, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan membuat dolar AS kian perkasa. Kondisi ini membuat investor meninggalkan emas dan beralih ke pasar saham.

"Kalau emas Antam cenderung stabil di level Rp 500 ribu-an per gram pada tahun ini. Selain harga emas internasional, emas Antam juga dipengaruhi faktor kurs dan harga premium," katanya. (Ndw)