Sukses

Salah Pasang Harga, Pialang Saham Ini Rugi Rp 2,8 Triliun

Perusahaan pialang saham Jepang menanggung rugi hingga sekitar US$ 225 juta atau Rp 2,83 triliun karena salah ketik.

Liputan6.com, Tokyo - Pada 2005, bursa saham Tokyo, Jepang digemparkan dengan kesalahan penjualan saham yang dilakukan seorang pialang dari Mizuho Securities Co. Tak tanggung-tanggung, akibat kesalahan tersebut, membuat perusahaan pialang saham tersebut menanggung rugi hingga sekitar US$ 225 juta atau Rp 2,83 triliun. (Kurs: Rp 12.600/US$)

Kala itu, perusahaan sekuritas tersebut diminta untuk menjual satu lembar saham seharga 610 ribu yen. Saat itulah, sang pialang saham yang bertugas melakukan kesalahan besar hingga menyedot perhatian dunia.

Alih-alih menjual satu lembar saham seharga 610 ribu yen, dia malah 610 ribu lembar saham seharga satu yen saja. Kesalahan jual beli saham dalam jumlah luar biasa besar itu tentu saja langsung menguras perhatian para pelaku modal.

Apa yang terjadi setelah kesalahan tersebut dilakukan? Apakah pembelian saham yang sudah dilakukan bisa dibatalkan?

Berikut ulasan singkatnya seperti mengutip laman The Richest, BBC, New York Post dan sejumlah sumber lain, Selasa (13/1/2015):

2 dari 4 halaman

Kesalahan tak bisa diperbaiki

Kesalahan tak bisa diperbaiki

Pada 2005, perusahaan sekuritas Mizuho Securities Co melakukan kesalahan besar dengan menjual 610 ribu saham J-Com seharga satu yen. Awalnya, pialang saham tersebut bermaksud menjual satu saham seharga 610 ribu yen.

Penjualan murah itu tentu saja langsung menyedot perhatian para pelaku pasar. Saat perusahaan sekuritas tersebut menyadarinya, sebanyak 550 ribu saham telah terjual.

Sayangnya, sistem Mizuho Securities tidak bisa mengembalikan dan memperbaiki kesalahan tersebut. Akhirnya, penjualan saham tidak bisa dibatalkan dan perusahaan tetap rugi besar.

3 dari 4 halaman

Rugi Rp 2,83 triliun

Buyback rugikan pialang Rp 2,83 triliun

Perusahaan langsung melakukan aksi buyback guna mengamankan saham yang telah terjual habis. Akibat pembelian saham kembali itulah, Mizuho Securities menanggung rugi sebesar US$ 225 juta atau Rp 2,83 triliun.

Angka tersebut nyaris setara dengan laba bersih Mizuho selama setahun hingga Maret 2005. Direktur Mizuho Securities Seijiro Takeshita mengungkapkan, hal tersebut sangat sulit dilakukan, meski akhirnya perusahaan tetap harus membelinya kembali.

Dia juga enggan membahas kemungkinan penyebab kesalahan penjualan saham yang dilakukannya. Karena kesalahan tersebut, saham Mizuho juga anjlok hingga 3,4 persen.

Begitu pula yang menimpa J-Com, perusahaan yang sahamnya dijual murah oleh Mizuho.

4 dari 4 halaman

Investigasi bursa saham Tokyo

Investigasi bursa saham Tokyo

Menanggapi kasus tersebut, perdana menteri Jepang kala itu Junichiro Koizumi mengatakan, dia tak mau melihat kasus serupa terjadi. Pemerintah Jepang langsung meminta dilakukan penyidikan segera di bursa saham Jepang.

Kozumi juga meminta pemerintah menentukan langkah keamanan baru guna menghindari kesalahan serupa di masa depan. Saat itu juga, Financial Services Agency Jepang melakukan investigasi penyebab kesalahan dan menentukan solusi untuk menghindari terjadinya kejadian serupa.

Hal itu dilakukan untuk menjaga kredibilitas bursa saham Tokyo. Pasalnya, perusahaan di bursa saham Tokyo juga menjadi panik dan mengeluhkan karena bursa saham tersebut tidak memiliki sistem keamanan untuk menolak secara otomatis penjualan saham yang terbilang tak masuk akal.