Liputan6.com, Jakarta - Maraknya produksi shale gas dan shale oil Amerika Serikat yang menghancurkan harga minyak dunia dapat dikendalikan dengan hasil tambang mineral dari perut Indonesia.
Direktur Mineral dan Batubara R. Sukhyar mengungkapkan, hasil tambang mineral tersebut adalah propane, produk hasil olahan bijih bauksit.
"Biji bauksit jadi propane hasil smelting granulated propane," kata Sukhyar, di Jakarta, Selasa (13/1/2014).
Sukhyar menambahkan, propane yang berbentuk bola kecil dapat digunakan untuk menutup lubang-lubang batuan tempat keluarnya shale gas dan shale oil, sehingga produksinya dapat diredam.
"Granulated propane yang dipakai industri minyak shale gas. Untuk menahan laju gas. Supaya lifetime cukup," ungkap Sukhyar.
Menurut Sukhyar, hal tersebut dapat menjadi pasar baru dan potensi ini akan dimanfaatkan oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Baramas Mandiri yang bekerjasama dalam membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) biji bauksit dengan kapasitas 500 ton bijih besi dan menghasilkan 250 ribu ton propane. Saat ini kerjasama tersebut masih dalam tahap penjajakan.
"Kerjasama Antam dengan Baramas Mandiri. Tugas saya fasilitasi mrk ketemu. Sekarang membahas kesepakatan. Baramas yang membangun Antam bisa pasokan," pungkasnya.(Pew/Ndw)
Mineral RI Bisa Tutup Lubang Shale Gas di AS
Maraknya produksi shale gas AS yang menghancurkan harga minyak dunia dapat dikendalikan dengan hasil tambang mineral dari perut Indonesia.
Advertisement