Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) resmi membatalkan proyek pembangunan High Speed Railways (HSR) atau kereta super cepat rute Jakarta-Surabaya. Alasan pemerintah karena harga tiket yang terlampau mahal apabila megaproyek ini terealisasi.
Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam Rapat Kerja Pembahasan Lanjutan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/1/2015).
"APBN tidak digunakan untuk membangun kereta cepat di Jawa," tegas dia.
Menurutnya, pemerintah membuka kesempatan kepada pihak swasta yang ingin menggarap pembangunan kereta api super cepat, namun bukan dengan uang rakyat.
Jonan mengatakan, apabila pemerintah membangun kereta api super cepat Jakarta-Surabaya, maka harga tiket diperkirakan jauh lebih mahal dibandingkan harga tiket pesawat terbang.
"Kalau kereta cepat itu tidak ada subsidi, harga tiketnya bisa lebih mahal daripada tiket Garuda Indonesia. Karena harganya sekira US$ 100 sampai US$ 150 per orang. Buat apa?" terangnya.
Lanjutnya, pemerintahan Jokowi memprioritaskan pemerataan pembangunan jalur kereta api di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Jonan merinci, pembangunan jalur kereta api fokus di Sumatera yakni jalur ganda kereta api dari Rantau Prapat-Kertapati Palembang sepanjang 1.400 km. Selanjutnya Trans Kalimantan, jalur kereta Pontianak-Balikpapan.
"Sulawesi di Makassar-Pare-pare, tapi usulan saya Makassar-Manado. Serta Trans Papua, Sorong-Manokwari 400 km. Ini harus didorong, supaya nggak bangun kereta cepat walaupun pakai utangan luar negeri," terang dia. (Fik/Gdn)
Harga Tiket Kereta Super Cepat Lebih Mahal Dibanding Tiket Garuda
"APBN tidak digunakan untuk membangun kereta cepat di Jawa," tegas Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Advertisement