Liputan6.com, Jakarta - Di akhir pekan, rupiah tercatat masih bergerak menguat melanjutkan penguatan dua hari sebelumnya. Nilai tukar rupiah masih menikmati sentimen positif dari keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melanjutkan program pengguliran dana stimulus senilai 60 miliar euro setiap bulan hingga September 2016.
Data valuta asing (valas) Bloomberg, Jumat (23/1/2015), nilai tukar rupiah menguat 0,35 persen 12.443 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:04 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah dibuka menguat 49 poin di level 12.439 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya di level 12.487 per dolar AS.
Baca Juga
Meski tak bergerak signifikan, rupiah terpantau masih berfluktuasi menguat di kisaran 12.410-12.460 per dolar AS di awal sesi perdagangan.
Advertisement
Analis PT Bank Mandiri Tbk Renny Eka Putri menjelaskan, keputusan ECB untuk melanjutkan pengguliran dana stimulusnya membuat para investor melakukan aksi ambil untung. Dana stimulus Eropa akan membuat likuiditas euro di pasar meningkat dan menurunkan nilai tukar euro sendiri.
"Ini tentu saja berita bagus buat dolar. Saat dolar meningkat seperti, tentu saja akan memicu aksi jual yang kemudian berdampak positif pada pergerakan rupiah," terang Renny saat berbincang dengan Liputan6.com.
Menurut Renny, penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini tampak masih bersifat sementara karena dipicu faktor teknis. Saat ini, Renny juga menilai faktor dari dalam negeri bagi rupiah masih terbilang minim.
"Agenda besar ECB yang saat ini masih menjadi sorotan, mau tidak mau ya pasti ada dampaknya ke rupiah meskipun tidak langsung tapi pasti ada korelasi," tandasnya. (Sis/Ahm)