Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari melemahnya Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, tingginya tingkat suku bunga, dan sentimen bisnis yang sedang menurun; aktivitas pasar properti di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan positif.
"Hal ini terlihat di pasar kondominium, ritel, dan perkantoran non CBD," ungkap Herully Suherman, Director Strategic Consulting JLL Indonesia," seperti dikutip dari laman www.rumah.com, Jumat (23/1/2015).
Baca Juga
Sektor kondominium tetap mendapatkan respons positif dari pasar, karena masih dianggap instrumen investasi menarik. Luke Rowe, Head of Residential JLL Indonesia menjelaskan, kendati dibayangi dengan kondisi makro ekonomi yang bergerak lamban, penyerapan pasar kondominium pada kuartal IV – 2014 mencapai 3.975 unit.
Advertisement
Sementara itu, total penyerapan pasar kondominium di 2014 mencapai sekitar 17.000 unit, dengan pasokan mendatang kondominium hingga 2018 mencapai 56.000 unit. Pada kuartal IV-2014, jelas Luke, harga kondominium kelas atas dan mewah mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni sebesar 7,5%.
"Hal ini disebabkan pembeli masih percaya kondominium sebagai alat investasi dan keterbatasan pasokan kondominium di kelas mewah dan atas," ujar Luke. (Ahm/)
Â
*Tulisan Lebih Lengkap Bisa Dibaca di www.rumah.com