Sukses

Wawancara Ekonom ANZ: Di Tangan Jokowi, Ekonomi RI Terus Tumbuh

Chief Economist ANZ for Asia Pacific Glenn Maguire memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,5% tahun ini dan 6% pada 2016

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai kebijakan digulirkan Presiden Joko Widodo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jokowi bahkan yakin ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga 7 persen dengan ruang fiskal yang luas akibat kebijakan memangkas subsidi harga bahan bakar minyak (BBM). 

Chief Economist ANZ for Asia Pacific Glenn Maguire juga memberikan proyeksi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Bahkan ke depan, dengan sejumlah kebijakan yang tengah dijalankan pemerintah Indonesia, ekonomi domestik dapat tumbuh hingga enam persen tahun depan.

Bagaimana kondisi perekonomian Indonesia dan Asia saat ini? Berikut wawancara khusus Liputan6.com dengan Maguire seperti ditulis Senin (26/1/2015):

Bagaimana prediksi Anda mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini?

Kami rasa Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tahun ini, kami prediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,5 persen dan 6 persen tahun depan.

Ada beberapa prediksi di sini. Kita mulai dari pelemahan ekonomi global, 2015 juga akan penuh ketidakpastian.China juga  melambat, kami proyeksikan pertumbuhannya ada di kisaran 6,8 persen tahun ini. Tapi itu masih bisa ditingkatkan kembali.

Sementara ekonomi AS akan tumbuh sangat kuat sekitar 3,5 persen bahkan mungkin 4 persen tahun ini. Kekuatan terbesar dari pertumbuhan ekonomi AS adalah daya beli masyarakatnya yang tinggi sehingga konsumsi mencapai 70 persen dari PDB.

2015 juga akan menjadi tahun yang konstruktif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Prediksi tersebut mengacu pada kebijakan pemerintah yang sangat kuat untuk membangun infrastruktur dan berbagai projek domestik.

Tahun ini juga akan menjadi waktu di mana pemerintah akan menghapus berbagai hambatan untuk ekspansi ekonomi Indonesia yang berkelanjutan di masa depan.

Presiden Joko Widodo juga telah menerangkan akan mengalihkan dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangunan infrastruktur. Tapi tentu saja akan butuh waktu hingga belanja pemerintah yang berasal dari pengalihan dana subsidi itu bisa berkontribusi pada perekonomian Indonesia.

Sebenarnya harga minyak yang rendah memang berdampak positif untuk ekonomi global, untuk Asia dan Indonesia. Tapi masyarakat tak tahu seberapa jauh harga minyak dunia akan jatuh. Sejauh ini, harga minyak dunia melemah karena tingkat permintaan yang negatif dan pasokan yang terus meningkat.

Penurunan harga minyak dunia saat ini dapat mencetak lebih banyak uang bagi para importir minyak seperti China dan Indonesia lantaran harga impor yang jauh lebih murah dibandingkan ekspor.

Bagaimana Anda melihat kebijakan ekonomi di Indonesia saat ini?

Di Indonesia, kami melihat kebijakan yang sangat baik, terlebih mengenai kebijakan pemangkasan subsidi BBM yang terjadi di Indonesia dan juga dilakukan di Malaysia.

Sekarang jika Anda menghabiskan 2 hingga 2,5 persen dari PDB untuk mensubsidi BBM, langkah itu sebenarnya tak membantu rakyat miskin.

Subsidi itu justru dinikmati kalangan menengah ke atas. Itu juga tidak memberikan keuntungan apapun bagi ekonomi negara. Jadi jika Anda bisa mengalihkan subsidi tersebut, dan memfokuskan dananya untuk belanja investasi publik dan infrastruktur, daripada hanya  menggunakannya untuk mensubsidi kalangan menengah ke atas, maka Anda bisa menciptakan permintaan komoditas dan barang yang lebih tinggi, menciptakan lowongan kerja melalui berbagai projek baru.

Yang pasti, Anda juga memberikan kontribusi pada perekonomian negara. Itu mengapa saya yakin akan ada pengeluaran yang berkontribusi pada ekspansi ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang.

Di sisi lain, dengan kenaikkan suku bunga The Fed yang menuai banyak spekulasi seperti apa yang terjadi dua tahun lalu. Seperti misalnya ekonomi Indonesia yang cukup goyah tahun lalu (menghadapi rencana QE The Fed).

Tapi saat ini, dampak dari penurunan harga minyak sangat membantu karena anggaran meningkat dan defisit neraca berjalan juga tak terlalu membengkak.

Saya rasa kenaikkan suku bunga AS tidak akan berpengaruh terlalu negatif pada ekonomi Indonesia. Mengenai aliran modal, sejauh ini kami tidak melihat adanya risiko dari The Fed.

Bagaimana Anda melihat kebijakan pencabutan subsidi BBM di Indonesia?

Jokowi sudah sangat terang-terangan menjelaskan bahwa uang penghematan subsidi BBM akan digunakan untuk investasi publik dan pembangunan infrastuktur. Saat sebuah negara menghapus subsidi, tentu akan terjadi penambahan anggaran belanja.

Kombinasi antara penurunan harga minyak dunia dan pemangkasan harga BBM yang terjadi dalam waktu bersamaan di Indonesia tentu saja secara praktis menambah anggaran pemerintah.

Tapi tentu saja ada jarak antara menambah ruang fiskal dan menghabiskan tambahan anggaran. Ini mungkin salah satu area di mana konsesus seringkali keliru membaca perekonomian Indonesia.

Butuh waktu untuk menciptakan berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan seperti mendesain infrastruktur, membuka lowongan kerja, merekrut pekerja baru, pembebasan lahan hingga proyek rampung dibangun.

Butuh waktu sekitar empat tahun, berbagai proyek yang direncanakan mungkin baru selesai dibangun pada 2017,2018 atau 2019. Jadi kami rasa, karena itu, defisit  anggaran bisa turun ke bawah dua  persen dari PDB.

Indonesia akan lebih kokoh menghadapi aliran dana keluar, para investor juga akan lebih tertarik untuk datang ke indonesia. itu akan menciptakan volatilitas yang rendah terhadap pertumbuhan ekonomi juga volatilitas yang rendah di pasar-pasar keuangan.

Ya, saya rasa ini kabar baik. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan keuntungan dari turunnya harga minyak dunia dengan segera memangkas subsidi BBM, itulah yang dilakukan Jokowi. Dan untuk membuat satu langkah besar, dengan agenda kebijakan luar biasa yang dikenal secara internasional, saya rasa ini mengejutkan banyak pihak.

Akhir tahun lalu banyak orang yang mengatakan Jokowi tak akan bisa bekerja dengan, itu akan sulit, dan tiba-tiba dia mengambil langkah  cepat di luar prediksi banyak orang. Jadi tentu saja ini sangat positif.

Menurut pandangan Anda, seberapa jauh Jokowi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia?

Saya rasa situasinya sedang berjalan dengan sangat baik saat ini. Bukan hanya pertumbuhan ekonomi saja yang sedang dikejar Jokowi saat ini baik secara internasional maupun domestik. Tapi secara internasional dia juga sering muncul di berbagai headline terutama soal kasus pencurian ikan di sektor maritim dan hubungan internasional.

Secara kontras, dia menunjukkan perhatian yang luar biasa secara domestik seperti mengunjungi rakyat miskin, melakukan aksi blusukan, yang dilakukan dengan sangat tulus. Dia memiliki wajah yang sangat domestik tapi dikenal secara internasional.

Dengan kartu emas ini, dia akan mampu menyelesaikan banyak persoalan di Indonesia satu per satu. Juga dia akan mampu membangun berbagai proyek yang menjadi cita-citanya.

Anggaran yang cukup besar dari pengalihan dana BBM saya rasa juga dapat memudahkan berbagai agenda reformasi Jokowi terlebih saat harga minyak di pasar internasional terus menurun.

Yang akan terjadi adalah dengan pengalihan dana subsidi BBM, pemerintah Indonesia dapat mendanai beberapa proyek infrastruktur ke depan. Beberapa diantaranya seperti tol laut yang akan sangat efisien, distribusi barang juga menjadi lebih efisien, serta untuk memperbaiki berbagai infrastruktur yang sudah ada.

Jadi saya rasa, kami menggambarkan, perekomian Indonesia dan Asia di 2015 akan penuh dengan berbagai pilihan kebijakan yang kuat.

Dengan pemangkasan subsidi BBM bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat inflasi di Indonesia?

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai pengetatan moneter, seperti subsidi BBM sudah dihapuskan, tapi defisit anggaran masih meningkat. Dengan penurunan harga minyak, seharusnya terjadi disinflasi, ini yang membuat Indonesia berbeda dibandingkan negara Asia lain.

Di India, kita sudah melihat disinflasi yang sangat-sangat tajam, itu reaksi dari kebijakan India setelah melakukan beberapa langkah cepat pengetatan kebijakan moneter 2015.

Di indonesia kita belum lihat itu, tapi kami prediksi tingkat inflasi Indonesia akan melambat dari 8,6 persen akhir tahun lalu menjadi di bawah 1,5 persen pada kuartal III tahun ini.

Jadi Bank Indonesia akan terdorong untuk memangkas suku bunga guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Itu akan menurunkan biaya pinjaman modal sehingga kemungkinan investasi swasta akan lebih besar daripadai investasi publik.

Kepercayaan diri konsumen juga akan meningkat. Sehingga seperti tadi disampaikan Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 5,5 persen. Kami prediksi akan lebih positif tahun depan sebesar 6 persen, lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat di sekitar level tersebut. 2015 merupakan waktu di mana banyak pilihan kebijakan yang baik untuk ekspansi ekonomi berkelanjutan yang bertahan lama hingga beberapa tahun ke depan.


Sekarang ini pernyataan The Fed mengenai kenaikkan suku bunga terus menuai spekulasi. Menurut Anda sejauh mana dampaknya terhadap Asia, khususnya Indonesia dan rupiah?


Kita sudah lihat gejala dari dampaknya, sudah dua tahun mata uang Asia terus melemah sementara dolar terus menguat. Jadi hal tersebut membuat aset finansial negara-negara di Asia menjadi murah di pasar keuangan AS.
Dan bagi negara-negara yang masih mengalami defisit anggaran dan defisit transaksi berjalan, mereka perlu menanam modal di pasar internasional.

Seperti apa yang kita lihat terjadi pada India dan Indonesia pada 2013, saat mata uangnya melemah parah ketika The Fed mengumumkan akan mencabut dana stimlusnya. Pelemahan mata uang membuat harga aset finansialnya menjadi murah. Selama dua tahun kita telah melihat mata uang Asia relatif murah terhadap AS.

Yang pasti adalah, dolar akan terus menguat, dengan ECB yang juga akan mulai menggulirkan dana stimulusnya (quantitative easing/QE), kita lihat juga bank sentral Jepang akan melakukan QE lanjutan, sementara China juga akan mengambil berbagai kebijakan baru. Jadi 2015 akan menjadi situasi yang sangat luar biasa bagi dolar AS. Di saat bersamaan tentu saja mata uang Asia melemah.

Yang paling penting adalah, dengan harga minyak dan komoditas yang kini tengah jatuh, kegiatan ekspor tidak akan memberikan return yang positif.

Namun pada saat yang sama, negara-negara seperti Indonesia, India, dan Malaysia memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Dinamika lain adalah saat terjadi pelemahan mata uang di Asia, para investor lebih memilih dolar, dan itu membuat nilai dolar semakin menguat dan menjadi risiko tersendiri bagi penguatan mata uang Asia.

Risiko lain saat ini adalah kebijakan ECB akan mengalirkan lebih banyak likuiditas pada ekonomi global. Ini akan memicu The Fed untuk segera menaikkan suku bunga.

Namun Gubernur The Fed Janet yellen sangat berbeda dengan Ben Bernanke dalam mengambil kebijakan. Yellen sanggup menunggu cukup lama, demi menstabilisikan inflasi yang lebih tinggi dan menunggu angka pengangguran berkurang untuk memastikan ekonomi AS telah pulih dengan baik.

Dia juga memiliki komunikasi yang baik. Dia tidak serta merta memberikan sinyal ke pasar seperti saat Ben Bernanke mengumumkan penarikan dana stimulusnya dua tahun lalu.

Yellen terkesan penuh kejutan, berbeda dengan Bernanke yang bergerak tanpa kejutan. Sejauh ini, Yellen ingin membentuk The Fed yang lebih transparan dan menunjukkan strategi komunikasi yang lebih mudah dipahami.

Mata uang Asia saat ini melemah secara bersamaan. Tahun ini, mata uang mana di Asia yang volatilitasnya paling tinggi, khususnya saat The Fed menaikkan suku bunga?

Ringgit Malaysia akan menjadi yang mata uang yang volatilitasnya paling tinggi tahun ini. Itu karena defisit anggaran dan defisit transaksi berjalannya masih terlalu tinggi bahkan hingga kuartal II-2015.

Defisit kembar itu yang kemudian membuat Malaysia rentan terhadap aliran dana keluar. Sementara kemampuan pemerintah untuk intervensi masih terbilang lemah.

Bagaimana dengan mata uang Asia lainnya?

Saya kira indonesia dan india tak akan mengalami itu (pelemahan parah) karena sentimen di dalam negeri yang sudah sangat positif. Sementara yen Jepang sudah memperlihatkan pelemahan yang cukup parah sejak awal tahun, Bank Sentral Jepang juga akan melakukan quantitative easing lanjutan guna menyelamatkan mata uangnya.

Sementara yuan China juga kemungkinan akan ikut melemah. Jadi itu mata uang yang akan melemah.

Sementara dolar Singapura masih mengalami apresiasi. Sejauh ini, dolar Singapura masih terbilang tumbuh cukup baik di antara mata uang Asia lain.

Tapi saya rasa kita tidak akan melihat pelemahan rupiah dan rupee seperti yang terjadi pada 2013. Tapi bukan berarti mata uang negara berkembang lain akan menguat. Misalnya seperti Rusia, Vezuela, Brasil, dan Amerika latin. Pada 2013-2014, negara berkembang memang menunjukkan dinamika perekonomian yang terbilang cukup sama.

Apakah jatuhnya harga minyak dunia benar-benar berdampak positif pada ekonomi Asia, banyak analis yang meragukannya?

Lihat, meskipun harga komoditas jatuh pada saat yang bersamaan dengan harga minyak dunia, tapi jatuhnya harga minyak di pasar internasional tetap akan berpegaruh positif dan menguntungkan bagi ekonomi Asia.

Apa yang terjadi saat ini beberapa komoditas yang menggantikan minyak, jadi karet salah satunya. Bati bara. Beberapa harga komoditas juga ikut jatuh. Tapi tetap saja jatuhnya harga minyak berdampak positif.

Malaysia sepertinya akan menjadi satu-satunya negara di Asia yang ekonominya goyah karena mengalami penurunan pendapatan ekspor menysusul penurunan harga minyak. Jadi maksud saya, minyak dan jatuhnya harga minyak pada dasarnya memiliki tiga konektivitas yang kemudian berpengaruh pada inflasi.

1. Berkurangnya biaya produksi

Jadi bagi perusahaan, biaya produksi minyak akan berkurang secara signifikan, biaya distribusi barang juga akan lebih rendah. Itu jelas positif untuk margin, keuntungan perusahaan akan meningkat dan menarik lebih banyak investastor pada perusahaan.

2. Berkurangnya biaya kebutuhan sehari-hari

Mengurangi biaya keperluan rumah tangga seperti untuk membeli minyak sayur.  Di negara berpendapatan tinggi di mana penggunaan minyak dalam porsdi sangat tinggi untuk transportasi, untuk keperluan rumah tangga, ini juga akan mendatangkan pendapat yang besar, seperti yang saat ini terjadi di Amerika Serikat.

Selain itu aktivitas perdagangan juga akan meningkat di mana permintaan ekspor dari negara Asia juga dapat terus meningkat.

3. Kebijakan moneter

Pada 1984-1985 saat harga minyak turun sekitar 50 persen dan negara-negara maju di Eropa serta Amerika Serikat mengendurkan kebijakan moneternya. Dan saya lihat akan ada dinamika harga yang sama tahun ini.

Negara mana yang paling diuntungkan dari jatuhnya harga minyak dunia saat ini?

Semua akan tergantung pada pengguna minyak di Asia. China akan menjadi salah satu yang mendapat keuntungan. Indonesia juga akan menjadi salah satu yang untung karena memangas subsidi BBM di tengah penurunan harga minyak dunia. Jadi penambahan anggarannya menjadi sangat besar.

Vietnam mengekspor minyak mentah dan batu bara ke China dan mengimpor produk minyak olahan, jadi saya rasa negara ini juga akan menerima keuntungan serupa.

Thailand sudah beralih pada LNG, jadi sudah menggunakan gas untuk kendaraan. Jadi tidak bisa bicara kaitannya dengan belanja minyak di Thailand.

Jadi bisa dilihat, Indonesia merupakan salah satu negara yang paling diuntungkan dari jatuhnya harga minyak.

Filipina cukup menarik karena negara itu sudah menghapus subsidi sejak 1996, mereka mengikuti pegerakan harga internasional.

Secara umum, terdapat keuntungan pendapatan yang beragam untuk Indonesia, Vietnam, tergantung penggunaannya. Sejauh ini tetap akan positif bagi ekonomi Asia.

Tapi di pertengahan 2015, atau 2016 Anda akan melihat bagaimana perekonomian mulai bergerak stabil di tengah jatuhnya harga minyak dunia. Penurunan harga minyak saat ini seperti karunia mendadak. Ini tentu saja hal yang sangat tidak biasa terjadi, masyarakat juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan pengeluaran.

Sejauh ini data ekonomi beberapa negara tercatat terus meningkat. Satu hal yang dinanti kini seberapa jauh harga minyak akan tersungkur. (Sis/Ndw)