Sukses

Kena Peringatan Obama, Mata Uang Negara Ini Kian Terpuruk

Nilai tukar ruble merosot tajam terhadap dolar AS setelah Rusia mendapat peringatan dari Barack Obama.

Liputan6.com, Moskow - Nilai tukar mata uang Rusia, ruble merosot tajam terhadap dolar Amerika Serikat setelah sengketa kembali memanas di bagian timur Ukraina. Ruble juga melemah setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan peringatan akan kemungkinan adanya sanksi lanjutan terhadap Rusia menyusul konfliknya dengan Ukraina.

Mengutip laman CNBC, Selasa (27/1/2015), nilai tukar ruble melemah 2,4 persen terhadap dolar AS ke level 65,56 per dolar AS dari level 64 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Menurut Head of Emerging Market Research di Standard Bank Timothy Ash mengatakan, pelemahan terjadi di tengah potensi meningkatnya sanksi dari AS dan jatuhnya harga minyak. Tak hanya mata uangnya, saham Rusia juga dibuat rontok dengan melemah 2,5 persen pada perdagangan Senin (26/1/2015).

Pelemahan terjadi menyusul meningkatnya ketegangan di wilayah Mariupol yang diwarnai dengan serangan roket akhir pekan lalu. Tujuh warga Ukraina ditemukan tewas saat ini sementara 24 orang lainnya terluka parah.

Serangan roket di salah satu kota Ukraina itu dikecam keras Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-Moon. Dia mengatakan, serangan tersebut diluncurkan secara tanpa pandang bulu ke daerah-daerah hunian warga sipil dan itu merupakan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.

Dalam perjalanan menuju India, Obama mengatakan, AS akan meningkatkan disiplin ketat untuk memastikan negara-negara besar tidak menindas negara-negara yang lebih kecil. Dia juga menegaskan akan melanjutkan dukungan terhadap Ukraina untuk mengawasi wilayahnya sendiri.

"Kami sangat prihatin dengan serangan Rusia yang baru saja terjadi dan agresi yang dilakukan para separatis di bawah dukungan Rusia, peralatan perang Rusia, uang Rusia, pelatihan Rusia dan pasukan Rusia," ujar Obama.

Dia dengan tegas mengatakan akan mencari pilihan lain untuk mengurangi tekanan militer yang coba dilayangkan Rusia.

Ash mengatakan, ini merupakan peringatan kemungkinan AS akan melayangkan sanksi susulan ke Rusia. "Obama memberikan sinyal pemberian sanksi lanjutan yang akan segera dilakukan," tandasnya. (Sis/Nrm)