Sukses

Kerja Lebih dari 10 Jam per Hari Bikin Pegawai Doyan Bolos

ebuah fakta mengejutkan muncul di tengah fenomena jam kerja panjang yang kini dialami banyak pegawai.

Liputan6.com, New York - Di era modern seperti sekarang, banyak pegawai di berbagai negara yang tercatat bekerja lebih dari 50 jam per minggu. Sebuah fakta mengejutkan muncul di tengah fenomena tersebut.

Riset yang digelar John Pencavel dari Stanford University berhasil menemukan jam kerja panjang sekitar lebih dari 10 jam sehari dapat membuat produktivitas pegawai berkurang drastis. Bahkan jam kerja panjang tersebut dapat mendorong para pegawai untuk sering bolos hingga pindah ke perusahaan lain.

Seperti mengutip laman CNBC, Rabu (28/1/2015), banyak pegawai yang rela lembur demi menyelesaikan pekerjaannya bahkan tanpa bayaran. Ada juga para pegawai yang mengorbankan waktu istirahat, libur akhir pekan dan masa cutinya untuk bekerja.

Tapi tampaknya para atasan harus berpikir ulang untuk membiarkan para karyawannya bekerja di atas 50 jam per minggu. Lantaran, jam kerja panjang membuat produktivitas para pegawai berkurang.

"Banyak dampak negatif dari jam kerja panjang. Tidak ada yang gratis, semua ada konsekuensinya," ujar Pencavel.

Dalam studinya, dia juga menjelaskan, perusahaan yang menggunakan mesin dalam proses kerjanya harus membayar tarif listrik lebih mahal karena pegawai bekerja terlalu lama. Mesin penghangat ruangan dan cahaya lampu juga perlu dibayar.

Sejauh ini, survei yang digelar Pew juga menemukan 35 orang dewasa mengatakan, penggunaan internet, email dan telepon seluler justru menambah jam kerjanya. Para pekerja kantoran juga merasakan hal serupa.

"Bukti bahwa waktu kerja telah mencuri banyak waktu istirahat pegawai kian tak terbantahkan," ungkap salah satu peneliti Mathias Basner.

Seperti diketahui, kurang tidur merupakan salah satu pembunuh produktivitas para pegawai. (Sis/Nrm)

Video Terkini