Sukses

Mendag: 40% Produk Impor di Indonesia Barang Palsu

"Kalau kita lihat, produk impor yang masuk di Indonesia itu 40 persen barang palsu dan berkualitas rendah," ujar Mendag, Rachmat Gobel.

Liputan6.com, Jakarta - Peredaran baju bekas di dalam negeri tampaknya sudah masuk tahap mengkhawatirkan. Lantaran tidak ada jaminan baju tersebut sudah terbebas dari penyakit.

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, untuk memastikan bahwa baju-baju ini pantas diperjualbelikan dan layak pakai, akan dilakukan uji laboratorium untuk meneliti lebih jauh.

"Pakaian bekas yang sudah banyak beredar di pasar dan diperjualbelikan itu, sedang dicek di lab kemendag. Itu membawa banyak penyakit yang belum terangkat. Ini yang penting untuk dihentikan," ujar Rachmat di Jakarta, Jumat (30/1/2015).

Namun keberadaan baju-baju bekas yang mayoritas diimpor dari negara lain ini dinilai tidak mengherankan. Rachmat mengakui, hampir setengah dari produk-produk yang beredar di dalam negeri merupakan produk berkualitas rendah atau palsu.

"Kalau kita lihat, produk impor yang masuk di Indonesia itu 40 persen barang palsu dan berkualitas rendah, itu sebetulnya merugikan mereka semua. Ini dia, harus ada yang konkrit dalam rangka penguatan pasar domestik kita," lanjut dia.

Namun untuk membentengi pasar dalam negeri, maka industri lokal harus didorong, termasuk industri kecil. Dengan demikian, diharapkan pasar dalam negeri bisa diisi oleh produk lokal, bukan produk impor yang belum jelas kualitas dan keamanannya.

"Di sini peran kita untuk sama-sama bagaimana mengamankan pasar. Jangan sampai malah nanti tanggal 1 Januari tahun  2016 malah produksi pasar Indonesia ini dimanfaatkan  oleh produk luar," tandasnya. (Dny/Ahm)