Sukses

Awas, Kemendag Temukan Pakaian Bekas Mengandung 261 Ribu Bakteri

Kemendag telah merampungkan hasil uji laboratorium yang dilakukan pada 25 sampel pakaian bekas dari Pasar Senen, Jakarta Pusat.

Liputan6.com, Jakarta - Peredaran pakaian bekas dinilai semakin mengkhawatirkan. Pasalnya pakaian tersebut berpotensi menimbulkan beragam penyakit jika terus dibiarkan.

Menindaklanjuti hal ini, Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan Widodo mengaku pihaknya telah merampungkan hasil uji laboratorium yang dilakukan pada 25 sampel pakaian bekas dari Pasar Senen, Jakarta Pusat.

"Ada 25 pakaian yang diambil di sekitar Senen, terdiri dari pakaian anak, pakaian wanita, pakaian prian, remaja, jeans. Kita pisahkan 5 kelompok. Setelah uji lab selama 1 bulan, telah selesai 2 hari lalu," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Sabtu (31/1/2015).

Dari hasil uji laboratorium tersebut, diketahui bahwa pakaian-pakaian tersebut mengandung 216 ribu pergerakan koloni bakteri mikro biologi.

"Saat dipisahkan saja tangan sudah gatal-gatal. Potensi penyakitnya seperti gatal-gatal, diare, penyakit saluran kelamin," lanjut dia.

Selain itu, maraknya peredaran pakaian bekas impor ini juga dinilai telah merusak martabat bangsa. Karena bisa saja Indonesia akan dianggap sebagai tempat penampungan pakaian-pakain bekas dari negara lain.

"Dengan masuknya impor pakaian bekas, ini merusak martabat bangsa. Ini kenapa pakai bekas bisa masuk ke Indonesia? Konsumen juga belinya dengan tenang dan tidak tidak ada rasa khawatir," tandasnya. (Dny/Nrm)