Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax meningkat tiga kali lipat sejak November 2014 atau sejak pemerintah menaikkan harga BBM subsidi.
Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, perbedaan harga yang tipis antara Premium dan Pertamax membuat konsumen yang semula mengkonsumsi Premium beralih ke Pertamax.
"Kalau harga Premium Pertamax beda Rp 1.000 per liter sampai Rp 1.200 per liter, maka yang pindah ke Pertamax akan banyak. Kalau jaraknya terlalu tinggi maka balik lagi, jadi swing customer," kata Bambang, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Ahmad pun bercerita, pada saat harga Premium dinaikan dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, sementara harga Pertamax berada di posisi Rp 9.950 per liter saat bulan November 2014, banyak konsumen Premium berpindah ke Pertamax.
Ia menambahkan, Pertamina mencatat, perpindahan konsumsi Premium ke Pertamax mencapai tiga kali lipat atau dari 800 Kilo liter (Kl) per hari menjadi 2.600 Kl per hari.
"Naiknya tiga kali lipat per hari sejak harga Premium naik November, kemudian harga Pertamax turun, konsumsinya tinggi, apalagi kami buat Pertamax ke Premium semakin dekat," pungkasnya. (Pew/Gdn)
Konsumsi Pertamax Meningkat 3 Kali Lipat
Perpindahan konsumsi Premium ke Pertamax mencapai tiga kali lipat atau dari 800 Kilo liter (Kl) per hari menjadi 2.600 Kl per hari.
Advertisement