Sukses

Beruntung, Negara Ini Lunasi Seluruh Utang Rakyat Miskin

Beberapa penduduk termiskin di Kroasia kini dapat memulai hidup baru setelah pemerintahnya menghapuskan seluruh utang mereka.

Liputan6.com, Zagreb - Hidup tanpa uang dan terbelit utang seringkali menjadi penderitaan banyak rakyat miskin di berbagai negara di seluruh pelosok dunia. Tapi beberapa penduduk termiskin di Kroasia kini dapat memulai hidup baru setelah pemerintahnya menghapuskan seluruh utang mereka guna mendorong perekonomian domestik.

Mengutip laman CNBC, Selasa (3/2/2015), langkah besar tak terduga ini diusung pemerintah sayap kiri Kroasia pada 15 Januari lalu. Di bawah kebijakan tersebut, penduduk dengan pendapatan kurang dari 1.250 kuna atau Rp 2,3 juta per bulan, tak punya rumah dan tak bisa membayar utang, akan menerima dana sebesar 35 ribu kuna atau Rp 65 juta untuk melunasi seluruh utangnya (kurs: Rp 1.858 per kuna).

Sejumlah perusahaan penyedia dana pinjaman, bank dan perusahaan besar serta operator telekomunikasi terlibat dalam skema tersebut.

"Kami akan melakukan apapun yang bisa dilakukan agar masyarakat dapat hidup lebih mudah di tengah krisis berkepanjangan dan menawarkan mereka kehidupan baru tanpa utang," ungkap Perdana Menteri Kroasia, Zoran Milanovic.

Pemerintah menyatakan, sekitar 60 ribu penduduk akan mendapatkan dana bantuan tersebut. Saat ini, negara di timur Eropa itu tercatat memiliki populasi penduduk sebanyak 4,4 juta jiwa.

Para analis memprediksi, program tersebut dapat menguras dana kreditor sebesar 2,1 miliar kuna. Gagasan itu ditujukan untuk mendorong pergerakan ekonomi dan memancing para konsumen berbelanja dengan rekening bank mereka yang telah lama dibekukan.

Bagi para penduduk yang memenuhi kriteria, terdapat 175 cabang Financial Agency negara yang akan menghapus seluruh utang-utangnya. Kroasia, yang merupakan bagian dari Uni Eropa dan tidak masuk ke zona euro, telah bergelut dengan resesi selama tujuh tahun terakhir.

Meski begitu, pelunasan utang oleh pemerintah itu juga menuai kritik. Pasalnya, itu dikaitkan dengan kepentingan Milanovic agar terpilih kembali menjadi perdana menteri pada pemilihan umum tahun ini. (Sis/Gdn)