Sukses

Pertamina Rugi Jika Harga Solar Turun Jadi Rp 6.000/Liter

Pertamina mengaku rugi jika pemerintah kembali menurunkan harga solar bersubsidi menjadi Rp 6.000 per liter.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan akan mengalami kerugian jika pemerintah menurunkan harga solar bersubsidi hingga Rp 6.000 per liter.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, saat ini patokan harga BBM yaitu Mean Of Platts Singapore (MOPS) sedang mengalami kenaikan sejak 29 Januari 2015.

"Ya rugilah lama-lama Pertamina. Kemarin negoisasi Pak Menteri ini trennya mau naik. Kalau kita tetapkan sesuai rata-rata Pertamina akan rugi," ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (3/2/2015) malam.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, perseroan akan menuruti arahan pemerintah dalam hal penurunan harga solar meski harus menanggung kerugian.

"Tapi tergantung pemerintah. Pertamina siap melaksanakan, saperti lalu PSO (Public Sevice Obligation/subsidi) merugi," pungkasnya.

Penurunan harga trersebut karena telah disepakatinya penghapusan biaya stok bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 350 per liter dalam Rapat Kerja Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015