Sukses

Negara Ini Pernah Punya Pecahan Uang Kertas 100 Triliun

Nominal uang tertinggi di negara ini sempat melejit dari 50 ribu drachma menjadi 100 triliun drachma. Pecahan Uang Tertinggi Senilai 100 Tri

Liputan6.com, New York - Yunani kini tengah menjadi sorotan lantaran Bank Sentral Eropa menghentikan aliran dana likuiditas terhadap pemerintahannya. Ternyata dulu, Yunani juga pernah menyedot perhatian dunia saat salah satu hiperinflasi terparah sepanjang sejarah menghantam negaranya.

Neraca anggaran fiskal Yunani pernah terpuruk dari surplus sebesar 271 juta drachma (mata uang Yunani saat itu) pada 1939 menjadi defisit parah sebesar 790 juta drachma pada 1940. Goyahnya ekonomi Yunani terjadi lantaran Perang Dunia ke-II.

Tingkat inflasi pada periode 1941 - 1945 meroket begitu cepat. Bahkan harga-harga barang di Yunani naik hingga 13.800 persen pada Oktober 1944 dan terus naik hingga 1.600 persen pada bulan berikutnya.

Pecahan mata uang tertinggi yunani bahkan pernah mencapai 100 triliun drachma. Bagaimana kisah salah satu hiperinflasi terparah yang pernah menimpa Yunani? Berikut ulasannya seperti dikutip dari Business Insider, Karlwhelan.com, jstor.org, dan sejumlah sumber lain, Jumat (6//2/2015):

2 dari 4 halaman

Penyebab hiperinflasi


Penyebab hiperinflasi

Perang Dunia ke-II membuat Yunani terperosok ke dalam jeratan utang di mana pemerintah harus menutupi pengeluarannya dengan mencetak banyak uang. Kala itu, pemerintah Yunani lebih memilih mencetak uang lebih banyak dibandingkan membebankan pajak pada para penduduknya.

Okupansi Jerman-Italia saat itu benar-benar menghancurkan perekonomian Yunani. Pencetakan uang besar-besaran juga ditujukan untuk memenuhi kekurangan mata uang di kalangan masyarakat.

Bank Sentral Yunani lalu mulai meluncurkan koin-koin emas franc yang cukup memangkas kebutuhan mata uang rakyatnya. Pada 1938, pendapatan Yunani juga berkurang drastis dari 67,4 miliar drachma menjadi hanya 20 miliar drachma.

Kondisi tersebut yang lantas membuat pemerintah mengambil kebijakan dengan mencetak banyak uang, selain juga untuk mengatasi defisitnya.

3 dari 4 halaman

Era hiperinflasi dimulai

Era hiperinflasi dimulai

Pada 1938, pemerintah Yunani biasanya memegang uang baru selama 40 hari sebelum akhirnya dibelanjakan. Tapi pada November 1944, laju penerbitan mata uang baru bergerak semakin cepat dari 40 hari menjadi 4 jam saja.

Pada 1942, nominal mata uang tertinggi di Yunani adalah 50 ribu drachma. Tapi pada 1944, nominal uang tertinggi melejit hingga 100 triliun drachma.

Pada November 1944, pemerintah Yunani melakukan redenominasi mata uang yang mengkonversi drachma sebelumnya dengan yang baru di mana pecahan 50 miliar drachma setara dengan satu drachma.

Meskipun saat itu masyarakat masih terus menggunakan pound Inggris sebagai mata uang de facto hingga pertengahan 1945.

4 dari 4 halaman

Masa stabilisasi mata uang


Masa stabilisasi mata uang

Di masa saat hiperinflasi melanda, rata-rata harga naik hingga 13.800 per bulan. Harga-harga barang bisa naik hingga dua kali lipat hanya dalam hitungan hari.

Pemerintah Yunani terus menggelontorkan sejumlah upaya stabilisasi di tengah terpaan hiperinflasi tersebut. Beberapa upayanya terbilang sukses. Pada Januari - Mei 1945, harga-harga hanya naik 140 persen saja.

Bahkan terjadi deflasi sebesar 36,8 persen pada Juni 1945 saat ekonom handal terlibat dalam pergulatan ekonomi tersebut. Setelah perang sipil pada Januari 1945-1946, Inggris menawarkan rencana untuk menstabilkan ekonomi Yunani.

Untuk mengakhiri hiperinflasi tersebut, pemerintah Yunani akhirnya bergabung dengan sistem Bretton Woods internasional pada 1953 di mana nilai tukarnya terhubung dengan berbagai mata uang lain terhadap dolar AS. (Sis/Nrm)

Live dan Produksi VOD