Liputan6.com, Jakarta - Usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan otomotif Malaysia Proton Holdings Berhad dengan perusahaan otomotif dalam negeri PT Adiperkasa Citra Lestari, kedua perusahaan ini akan melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk pengembangan dan pembuatan mobil nasional (mobnas) di Indonesia.
Hal ini dikatakan dua menteri ekonomi Joko Widodo (Jokowi). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengungkapkan, penandatanganan itu akan ditindaklanjuti dua perusahaan ini dengan menggarap studi kelayakan pengembangan dan produksi mobnas.
Baca Juga
"Ini adalah inisiatif swasta dan masih MoU. Mereka selanjutnya akan melakukan studi kelayakan," kata dia dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Minggu (8/2/2015).
Advertisement
Terpisah, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal yang sama. Dia memastikan studi kelayakan akan berlangsung selama 6 bulan ke depan. "Studi kelayakan pengembangan dan produksi mobnas ini akan dilakukan selama 6 bulan," ujar Saleh.
Dia pun menegaskan, kerja sama Proton tersebut sama sekali tidak melibatkan unsur pemerintah, termasuk menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Penandatanganan MoU murni business to business, privat to privat. Jadi nggak ada keterlibatan unsur pemerintah baik menggunakan APBN maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," terang Saleh.
Sayang kedua menteri ekonomi ini tak menjawab ketika ditanya mengenai jaminan pengembangan dan produksi mobnas di Indonesia supaya nasibnya tidak sama dengan mobnas sebelumnya bermerek Timor dan Bimantara Cakra.
"Perlu diingat, mobnas waktu itu dipermasalahkan di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO)," tegas Saleh. (Fik/Ahm)