Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha kelapa sawit memproyeksikan ekspor produk sawit dan turunannya di tahun 2015 akan ada pada kisaran 23,7 juta ton. Proyeksi tersebut dalam meningkat tinggi jika pemerintah ikut mendukung industri sawit dengan melonggarkan aturan-aturan.
Ketua Gabungan Industri Minyak Nabati (GIMNI), Sahat Sinaga menjelaskan, proyeksi ekspor tersebut antara lain untuk crude oils (CPO dan lainnya) sebesar 42 persen atau sebesar 9,9 juta ton."Sedangkan untuk produk Processed Palm Oil (PPO) berkisar 58 persen dengan jumlah di kisaran 13,8 juta ton," terangnya seperti ditulis Selasa, (10/2/2015).
Menurut Sahat, estimasi eskpor tersebut identik dengan pencapaian bisnis sawit Indonesia tahun 2014. Di 2014 kemarin, volume ekspor sawit sebesar 23,6 juta ton dengan komposisi ekspor berupa CPO sebanyak 9,9 juta ton atau porsinya mencapai 43 persen. Sementara dalam bentuk PPO porsinya sebesar 58 persen dengan volumenya 13,7 juta ton.
Sahat melihat, nilai ekspor tersebut dalam terdongrkak naik jika pemerintah mampu mempromosikan minyak sawit ke luar negeri. Saat ini, minyak sawit mendapat cap negatif karena dianggap tak ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah juga belum banyak memberikan dorongan ekspor CPO dan produk-produknya dengan kelonggaran aturan ekspor.
Untuk diketahui, sampai Januari 2015, Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO sebesar US$ 625 per ton, harga CPO yang rendah ini diperkirakan akan terus berlangsung sampai dengan Maret 2015. (Gdn)
Pengusaha Sawit Perkirakan Ekspor 2015 Capai 23,7 Juta Ton
Pengusaha kelapa sawit memproyeksikan ekspor produk sawit dan turunannya di tahun 2015 akan ada di kisaran 23,7 juta ton.
Advertisement