Liputan6.com, Jakarta - Banjir Jakarta tak hanya ditakuti oleh warga saja, kalangan pengembang properti pun juga selalu dibayangi ketakutan akan datangnya banjir yang merendam hampir seluruh wilayah di Ibukota. Pasalnya, jika properti yang mereka bangun didatangi banjir maka harga akan langsung merosot.
"Titik banjir pada suatu properti menjadi momok buat pengembang," ucap Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI), Eddy Ganefo kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Banjir, lanjutnya, akan mengganggu kelancaran bisnis para pengembang properti. Dampak yang ditimbulkan dari banjir, kata dia, mulai dari penurunan pembeli properti sampai harga jual properti yang ikut melorot karena calon konsumen akan berpikir dua kali saat membeli properti di daerah rawan banjir.
"Banjir dipastikan mengganggu calon konsumen membeli properti, jadi pembeli bisa langsung drop. Sedangkan harga bisa turun, tapi bisa juga tetap sama," jelasnya.
Eddy menilai, pemerintah daerah (pemda) hanya sibuk menanggulangi banjir saat air rob sudah menggenangi daerah Ibukota. Sementara paska banjir surut, pemerintah kembali lupa dengan komitmennya untuk mencegah banjir.
"Pemda selama ini cuma berkomitmen saat terjadi banjir. Setelah nggak musim banjir, pemda lupa dengan komitmennya alias nggak konsisten sehingga banjir menjadi kegiatan musiman di daerah langganan banjir," keluh dia. (Fik/Gdn)
Banjir Jadi Momok Buat Pengembang Properti
Pemerintah daerah (pemda) hanya sibuk menanggulangi banjir saat air rob sudah menggenangi daerah Ibukota.
Advertisement