Sukses

Paska Banjir, Penjualan Properti Bakal Sepi Selama Dua Bulan

Properti yang berada di kawasan langganan banjir kurang diminati pembeli.

Liputan6.com, Jakarta - Warga Jakarta selama bertahun-tahun sebenarnya telah terbiasa dengan banjir musiman yang datang menerjang akses jalan dan bahkan kawasan tinggal mereka. Saat air tumpah ruah, pengembang properti pun galau. Pasalnya rutinitas tahunan itu bakal berimbas pada penurunan konsumen properti baik tanah, rumah maupun bangunan lain.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Realestate Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta, Amran Nukman. Menurutnya, harga properti paska banjir tidak akan mengalami penurunan. Pasalnya kebutuhan orang terhadap properti tetap tinggi.

"Harga sih tidak akan turun ya, karena yang punya tanah dan bangunan pun tidak akan menurunkan harga jual. Dianggapnya cuma musiman saja, jadi harga bakal naik terus," ucap Amran saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Kamis (12/2/2015).

Hanya saja, diakuinya, banjir akan berpengaruh terhadap penjualan properti. Kata dia, calon konsumen  akan menahan membeli properti satu sampai dua bulan. "Paling mereka menahan pembelian sampai dua bulan, setelah itu kembali normal," ujarnya.

Untuk itu, Amran mengatakan, para pengembang sudah mengantisipasi dan meminimalisir banjir saat membangun proyek properti. Salah satunya, membangun hunian, apartemen, pusat perbelanjaan atau properti lain di atas dari rata-rata ketinggian banjir.

"Kami juga menggunakan pompa-pompa untuk menyedot air dan mengalirkannya ke tempat penampungan yang sudah disiapkan," terang dia.

Berbeda, Analis dari PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menuturkan, properti yang berada di kawasan langganan banjir kurang diminati pembeli. Pengembang pun dinilainya akan kesulitan menjual produk propertinya.

"Properti yang berada di titik banjir tidak akan diminati konsumen. Sehabis banjir pengembang bakal susah jualnya, bahkan butuh waktu satu sampai dua tahun supaya harganya bisa kembali naik asalkan ada upaya antisipasi banjir dari pengembang," jelasnya. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini